WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Jembatan di Sungai Galuh yang menghubungkan Dusun Klilin Desa Sindupaten Kertek dengan Dusun Gentan Kelurahan Kalikajar Wonosobo Jawa Tengah akan segera dibangun.
Seperti diketahui jembatan bambu yang menjadi lalu lintas petani setempat patah dan ambruk saat dilintasi 6 orang yang akan pulang ke rumah setelah seharian bekerja di sawah.
Dalam kejadian tersebut, salah satu korban Tugiyem (50) meninggal dunia dan 5 warga Gentan lainnya mengalami luka berat dan ringan. Korban luka pun sempat mendapatkan perawatan di RS PKU Muhammadiyah.
Kepastian soal pembangunan jembatan baru di Sungai Galuh terungkap saat Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat, bertakziah di rumah duka dan menjenguk korban luka, Selasa (7/6/2022), di Gentan Kalikajar.
“Saya mohon Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), segera berkoordinasi dengan Kepala Desa Sindupaten Kertek dan Kepala Kelurahan Kalikajar untuk secepatnya membangun jembatan baru,” tegasnya.
Afif meminta jangan sampai kejadian serupa terulang lagi di masa yang akan datang. Apalagi jembatan merupakan kebutuhan vital warga setempat untuk pergi atau pulang ke sawah yang menghubungkan dua daerah berbeda kecamatan.
Jembatan Baru
Kepala Dinas PUPR Wonosobo Nurudin Ardiyanto mengaku siap untuk melaksanakan perintah tersebut. Pihaknya akan melakukan survey untuk menghitung kebutuhan pembangunan jembatan baru.
“Akan segera kami buat skema pembiayaan untuk pembangunan jembatan baru tersebut. Jembatan yang dibangun merupakan jembatan permanen sehingga lebih aman dan kuat. Tidak kembali memakan korban,” ucapnya.
Jembatan baru, lanjut dia, akan dibangun di tempat lain. Bukan tempat jembatan bambu yang beberapa waktu lalu sempat membuat petaka bagi petani setempat. Jembatan baru yang akan dibangun lebih kokoh dan kuat.
Sementara itu, Camat Kalikajar Subagyo Agus BM, melaporkan dulu pernah dibangun jembatan permanen. Tapi karena di sisi jembatan tanah tergerus banjir menjadikan jembatan yang ada menjadi rusak dan tidak bisa dilewati.
“Di tempat tersebut bentangan Sungai Galuh cukup lebar. Maka warga pun membuat jembatan sementara yang terbuat dari bambu di tempat lain. Karena jembatan bambu sudah rapuh, ketika dilewati banyak orang, ambruk,” jelasnya.
Sebenarnya, lanjut dia, warga sudah mau mengganti jembatan bambu tersebut. Namun karena masih menunggu waktu yang tepat, belum diperbaiki. Sialnya, sebelum sempat diganti jembatan bambu sudah keburu patah dan ambruk ketika dilewati warga.
Muharno Zarka