SEMARANG (SUARABARU.ID) – Ketua Pengurus Yayasan Alumni Universitas Diponegoro, Prof Dr Ir Hj Kesi Widjajanti SE MM mengatakan, ada empat elemen yang menjadi pilar bagi manajemen strategi yaitu analisis lingkungan, perumusan strategi, pelaksanaan strategi dan diakhiri evaluasi dan kontrol.
”Dalam tingkatan korporasi, proses tersebut akan dimulai dengan melakukan analisis lingkungan eksternal yang meliputi faktor-faktor politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi. Dalam faktor sosial budaya tentunya melibatkan faktor hukum, dimana faktor ini keberadaannya tidak bisa diabaikan begitu saja,” kata Prof Kesi dalam Diskusi Buku Ajar dengan tema ”Manajemen Strategi Diversifikasi” yang digelar Program Studi Magister Manajemen Univesitas Semarang (MM USM) pada Sabtu (28/5).
Adapun untuk analisis lingkungan internal, katanya, meliputi faktor-faktor yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan dan bertumpu pada sumberdaya dan manajemen.
Dalam analisis lingkungan eksternal, ditujukan untuk melihat peluang dan ancaman yang berada di luar perusahaan atau bukan dalam kendali manajemen.
”Faktor lingkungan eksternal baik secara bersama-sama akan memberikan pengaruh terhadap operasional perusahaan. Lingkungan eksternal dapat dikelompokkan dalam lingkungan makro (poleksosbudtek) serta lingkungan mikro yang terdiri atas hubungan dengan pemasok, hubungan dengan pelanggan, kaitan dengan produk pengganti dan pendatang baru serta persaingan antar sesama perusahaan,” ujarnya.
Dia menjelaskan, ada tiga tingkatan strategi dalam organisasi yakni corporate strategy, business strategy, dan functional strategy.
”Tujuan dari strategi korporat adalah mengidentifikasi dan mengimplementasikan sinergi di antara unit-unit bisnis.Sedangkan business strategy adalah untuk menyusun strategi bagi unit perusahaan multibisnis di masing-masing divisi, yang akan mengembangkan strateginya sendiri, berkaitan dengan produk atau jasa yang ditawarkan, kelompok konsumen yang menjadi sasaran, harga yang akan dipasang, dan seterusnya. Titik beratnya adalah memperkuat daya saing unit bisnis,” ungkapnya.
”Functional strategy, pada level yang lebih rendah, yakni level operasional, kita menemukan pula strategi lain. Setiap fungsi di dalam suatu unit bisnis, biasanya merumuskan strategi tersendiri dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya,” tambahnya.
Sementara itu, Pemateri lain yang juga dosen MM USM, Dr Drs Paulus Wardoyo MM menjelaskan, ada lima hal yang perlu dipahami dalam membangun strategi bersaing.
”Perusahaan pesaing, baik saat sekarang maupun yang akan datang, keunggulan dan kelemahan yang dimiliki, perilaku pesaing dalam berbisnis di waktu yang lalu, perilaku pesaing dalam berbisnis diwaktu yang akan datang, dan tindakan yang dilakukan pesaing dalam mempengaruhi industri dan kaitannya dengan perusahaan kita,” kata Paulus.
Menurutnya, sebelum menerapkan strategi diversifikasi, manajemen perusahaan perlu mempertimbangkan secara masa-masak, kapan harus melakukan diversifikasi usaha.
”Jika perusahaan masih memiliki kemempatan untuk mengembangkan usahanya, maka perusahaan tidak perlu tergesa-gesa memutuskan untuk menerapkan diversifikasi. Tetapi, jika peluang pertumbuhan terbatas, atau penjualan cenderung mengalami pertumbuhan yang stagnan atau mengalami trend yang menurun, serta industri yang ditekuni mengalami perubahan yang cepat,” tandasnya.
Muhaimin