blank
HALAL BI HALAL - Wakil Walikota Tegal, M Jumadi menyampaikan tausiyah halal bi halal sekaligus syukuran 30 Tahun Jamiah Misbahus Salam. (foto: dok/jamiah)

TEGAL (SUARABARU.ID) – Halal bi halal memiliki keunikan tersendiri karena sebagai ungkapan rasa syukur yang disampaikan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan lahir dan batin sehingga umat Islam dapat menyelesaikan perintah puasa ramadan selama satu bulan penuh.

Idul Fitri artinya kembali kepada fitrah atau kesucian ketika selepas sebulan penuh berpuasa, seorang mukmin diharap pada hari raya akan kembali seperti bayi dalam kesuciannya. Sehingga sebagai bayi yang suci terlahir dengan mempunyai sifat-sifat yang pertama tawadhuk.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Walikota Tegal, M Jumadi saat acara halal bi halal sekaligus syukuran 30 Tahun Jamiah Misbahus Salam di kediaman H Hadi Suryanto Kelurahan Pesurungan Lor, Kecamatan Margadana, Kota Tegal Jumat (13/05/2022) malam.

Dalam ceramahnya Jumadi menyampaikan, seorang bayi tidak akan mempunyai sifat sombong, yang ada hanya tawaduk, merendahkan diri karena Allah. Kedua sifat tidak punya rasa hasud. Ini adalah sifat seorang bayi. Karena kesucian hatinya, ia sedikitpun tidak mempunyai rasa iri atau hasud.

Ketiga sifat tidak pendendam dan pemaaf. Kesucian seorang bayi menjadikan ia tidak mempunyai sifat pendendam. “Dijelaskan dalam surat Ali Imran, ayat 134, sifat pemaaf adalah salah satu ciri orang bertakwa,” ungkap Jumadi.

Yang keempat kata Jumadi sifat ikhlas. “Ketika hati telah bersih, yang muncul ketika kita beraktivitas apapun adalah keikhlasan. Inilah sebagian kecil nilai-nilai ‘kefitrahan’ yang ingin dicapai pada momen Idul Fitri. Nilai kesucian ini diharap bisa bertahan dan berkembang di hari-hari ke depan,” papar Jumadi.

Yang pasti, halal bi halal tak hanya mempererat rasa persaudaraan. Ia juga menjaga kewarasan mental dan pikiran. Halal bi halal membentuk koneksi sosial dengan menjaga hubungan antar teman dan keluarga serta dapat membantu mempertahankan ketajaman berpikir saat seseorang bertambah usia, sekaligus memperlambat penurunan daya kognitif.

“Idul Fitri kali ini menjadi kesempatan yang baik untuk bersilaturahmi, setelah dua tahun sebelumnya pandemi Covid-19 membatasi kegiatan berkumpul bersama keluarga. Meluangkan waktu sejenak untuk saling bermaafan dan berkumpul bersama keluarga dapat membantu mengurangi kepenatan akibat tekanan pekerjaan dan pandemi yang belum usai,” tutup Jumadi.

Nino Moebi