Usai membuka Youth Agropreneur Expo 2019, di halaman Polbangtan YOMA, Pj Sekda Drs Adi Wariyanto meninjau stand pertanian. (Foto:SB/Tuhu)
MAGELANG – Pelaku pertanian berkurang sekitar 15 persen, dalam rentang satu dekade, antara 2003 sampai 2013. Sebagian besar dari mereka, 87,13 persen, adalah generasi usia lanjut.
“Karena itu diperlukan regenerasi pelaku pertanian,” kata Pj Sekda Kabupaten Magelang Drs Adi Wariyanto, yang mewakili bupati, dalam pembukaan Youth Agropreneur Expo 2019 di Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta-Magelang (Polbangtan YOMA) Tegalrejo, Kamis (27/6).
Dikhawatirkan, akan membahayakan kelangsungan ketersediaan pangan jika jumlah pelaku pertanian makin sedikit. Hendaknya generasi penerus pelaku pertanian bukan hanya bisa memenuhi kebutuhan pangan, tetapi juga mampu mengangkat harkat dan martabat diri dan bangsanya ditengah persaingan global.
“Generasi muda harus memiliki mental baja, tekad yang kuat, dan mewarisi jiwa kewirausahaan. Sehingga istilah yang cocok buat mereka adalah seorang Agropreneur,” kata Adi.
Kepala Sub Bidang Pendidikan BPPSDMP (Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian) Kementerian Pertanian RI, R Hermawan, membenarkan, usia petani kita rata-rata sudah tidak produktif . Sehingga harus segera dilakukan regenerasi.
Sementara itu Youth Agropreneur Expo 2019 dimaksudkan untuk menumbuhkan calon-calon wirausaha muda pertanian dalam rangka regenerasi petani. Sejak 2016 sampai sekarang sudah terbentuk 1.015 kelompok.
“Para petani milenial yang berusia muda akan terus dikembangkan menggunakan kegiatan penumbuhan wirausaha pertanian,” katanya. (Suarabaru.id/Tuhu Prihantoro)