JAKARTA (SUARABARU.ID) – Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) RI, Dr. Petrus Reinhard Golose menyampaikan realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPR RI, di Gedung DPR RI.
Dalam paparannya, Petrus menyebut adanya kenaikan realisasi PNBP dari tahun sebelumnya. Ia mengatakan, di tahun 2020 realisasi PNBP mencapai 5,2 Milyar rupiah, atau 428,6% dari target 1,2 Milyar rupiah. Sementara di tahun 2021, realisasi PNBP mencapai 13 Milyar rupiah, atau 138,6% dari target 9,4 Milyar rupiah.
“Kami yakin ditahun ini juga akan mengalami kenaikan, mengingat hingga akhir maret 2022 ini, capaian realisasi BNN sudah menyentuh angka 4,3 Milyar rupiah, atau 53% dari target 8 Milyar rupiah,” ungkap Petrus, Kamis (31/3/2022).
Petrus menyebut jika sumber PNBP yang didapat BNN salah satunya melalui penyelenggaraan layanan pemeriksaan secara online dan berbayar.
Menanggapi itu semua, anggota Komisi III DPR RI, Hinca Panjaitan mengatakan bahwa tak layak apabila biaya pelayanan harus dibebankan kepada masyarakat.
“Mereka sudah menjadi korban, jangan lagi dibebani oleh biaya. Kalau perlu anggaran BNN ditambah, biar itu menjadi beban APBN,” ujar Hinca Panjaitan.
Pada kesempatan itu, Hinca Panjaitan mempertanyakan kesanggupan BNN meningkatkan realisasi PNBP ditengah tuntutan pekerjaan BNN yang amat berat. Ia meminta kepada BNN untuk membuat terobosan guna meningkatkan realisasi PNBP tanpa harus membebankan nominal kepada masyarakat.
Sementara itu, Arteria Dahlan yang juga anggota Komisi III DPR RI menilai bahwa membebankan BNN dengan PNBP adalah bukan pada tempatnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan BNN selama ini membawa misi kemuliaan dan tidak seharusnya dibebankan dengan realisasi PNBP.
“Rehabilitasi gratis, padahal berpeluang untuk dijadikan PNBP. Tapi tidak dilakukan, dan ditarget PNBP besar,” ujar Arteria Dahlan.
Menurut Arteria Dahlan, dibawah pimpinan Petrus Reinhard Golose, ia melihat ada banyak perubahan ditubuh BNN. Adanya tagline War On Drugs menunjukkan posisi BNN sebagai leading sector Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) harus diperhitungkan.
Ning