WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional (HPI) 2022, Kita Institute berkolaborasi dengan Diskominfo dan Hotel Dafam, menggelar sharing session pengalaman tokoh-tokoh perempuan di Wonosobo sesuai dengan profesi masing-masing.
Tampil sebagai narasumber, Sekdin PPKBPPPA, Erna Yuniawati, Wakil Ketua Komisi D DPRD Wonosobo Izanatul Muziah, suster, Kongregasi Suster PMY Suster Veronica Wahyu Triningsih dan HRD Hotel Dafam, Farah Dhiba Kusuma.
Acara di moderatori oleh Kabid Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) Diskominfo setempat, Aldyana Kusuma Wardani dan diikuti oleh berbagai komunitas dan perwakilan organisasi perempuan yang ada di Wonosobo.
Wakil Ketua Komisi D DPRD Wonosobo, Izanatul Muziah mengemukakan bahwa International Women’s Day lahir dari perjuangan hak-hak perempuan pendahulu mulai dari hak upah yang sama untuk perempuan, hak partisipasi politik dan kesetaraan perempuan.
“Perjuangan para perempuan pendahulu tentunya tidak mudah, generasi saat ini yang telah menikmatinya, dengan segala problematika. Karena perjuangan perempuan di masa lalu harus ada yang melanjutkan di era kini,” katanya.
Menurutnya, belum lama Dinas PPKBPPPA Wonosobo, menyebutkan bahwa indek pemberdayaan gender (IGD) di Wonosobo paling rendah di Jateng. Hal tersebut menjadi perhatian semua pihak. IGT itu menunjukkan ruang untuk perempuan perlu diperjuangkan secara lebih kuat lagi.
“Saya adalah satu satunya perempuan yang lolos menjadi anggota DPRD dalam perhelatan pileg 2019 di wonosobo, dan itu tidak mudah, bahkan saya merasakan ketika perempuan maju menjadi politisi,” katanya.
Banyak Tantangan

Dijelaskan, banyak rintangan bahkan lebih banyak yang harus dihadapi kaum perempuan dibanding laki-laki saat memasuki dunia politik. Baik dari keluarga, lingkungan maupun budaya di masyarakat.
“Tantangan tersebut harus dihadapi dengan kepala tegak, tekad yang kuat, maka perempuan akan mampu mengatasinya, saya telah membuktikan,” tegasnya.
Maka pihaknya memanggil perempuan hebat di Wonosobo untuk berani tampil dan bergerak di ranah politik. Lawan ketakutan dan minder sebelum terjun, siapkan mental pejuang di manapun berada
Sementara itu, Direktur Kita Institut Wonosobo, Eka Munfarida, mengatakan bahwa peringatan hari perempuan internasional sebagai momentum untuk melihat kembali kondisi perempuan di tengah bias gender .
Menurutnya, sejumlah posisi penting di ranah sosial memang sudah diduduki oleh perempuan, namun masih sangat sedikit, bahkan hanya satu perempuan yang berhasil lolos masuk Gedung Wakil Rakyat Wonosobo.
“International Women’s Day menjadi ruang untuk melihat kembali bagaimana para perempuan hebat di Kabupaten Wonosobo berperan di ruangan masing masing untuk menyuarakan isu isu perempuan baik di ranah pendidikan, politik maupun kebijakan pemerintah daerah,” katanya.
Menggali pengalaman pengalaman menarik dari kaum perempuan akan membawa pemahaman yang sama bahwa perempuan hebat karena mereka memenangkan diri sendiri.
Di tengah tengah situasi budaya patriarki yang masih berkembang hingga hari ini, tentunya perempuan yang bisa berada di posisi posisi yang mereka geluti penuh dengan perjuangan dari sisi dirinya, keluarga dan dukungan masyarakat di sekitarnya.
Muharno Zarka