BAGI Hendrar Prihadi, menjalankan tugas sebagai Wali Kota Semarang periode 2021–2026 Hendi bukanlah perkara yang mudah. Semangatnya untuk menggenjot pemulihan ekonomi di ibu kota Jawa Tengah dihadapkan pada dua momentum lonjakan covid-19.
Tercatat angka penderita covid-19 di Kota Semarang tahun 2021 meledak pada bulan Januari hingga 1.043 penderita, dan ledakan penderita juga kembali terjadi pada bulan Juli hingga mencapai 2.460 penderita.
Tak ayal kondisi meledaknya angka kasus covid-19 itu pun semakin memukul aktivitas ekonomi, sosial, dan budaya di Kota Semarang. Hendi pun bergerak cepat menyusun Langkah untuk aktivitas masyarakat yang terpuruk dapat segera pulih.
Sasaran pertamanya adalah melakukan percepatan vaksinasi di Kota Semarang, dengan tetap konsisten menjalankan konsep pembangunan ‘Bergerak Bersama’ yang sejak awal dicetuskannya.
Wali Kota Semarang itu pun lantas menggandeng TNI, POLRI, institusi pendidikan, serta pihak swasta lainnya untuk dapat bekerjasama dalam program percepatan vaksinasi.
Dari kerja sama itu lalu berdirilah tak kurang dari 76 sentra vaksinasi di Kota Semarang, yang terdiri dari puskesmas, rumah sakit, kantor kecamatan, kampus, hingga Gedung pertemuan.
Tak cukup hanya dengan sentra vaksinasi, Hendi pun kemudian menginisiasi konsep vaksinasi keliling dengan target seluruh warga Kota Semarang secara menyeluruh bisa segera divaksin.
Dirinya sendiri tak pernah absen mengawal vaksinasi keliling yang dilakukan pada setiap Kelurahan di Kota Semarang. Tak jarang Hendi juga turun langsung berkeliling untuk menyisir masyarakat yang belum divaksin.
“Kita jemput bola supaya pemberian vaksinasi bisa lebih masif dan cepat. Untuk itu vaksinator yang keliling kelurahan diperbanyak, minimal 4 tim penambahannya, menyasar ke kelurahan – kelurahan yang persentase vaksinasinya masih rendah,” jelas Hendi waktu itu.
Baca juga Setahun Menjabat, Hendi Pulihkan Ekonomi Kota Semarang di Tengah Pandemi (1)
Selain mengupayakan percepatan vaksinasi, Hendi sendiri pada tahun 2021 juga mencuri perhatian di tingkat nasional saat pemerintah pusat menginstruksikan kepada pemerintah daerah di Jawa & Bali untuk melaksanakan PPKM Darurat.
Di tengah besarnya penolakan masyarakat terhadap sejumlah aturan pembatasan yang ditetapkan, Hendi meminta jajarannya di Pemerintah Kota Semarang untuk menyikapi instruksi tersebut dengan melakukan penertiban secara humanis.
“Saya rasa banyak cara agar masyarakat mau mengikuti aturan. Jangan sampai karena kita capek menjalankan tugas, lalu ada tindakan yang kontra produktif. Saya minta semua untuk mengedepankan humanisme,” perintah Hendi saat dirinya memimpin sebuah apel operasi PPKM Darurat di lapangan Simpang Lima.
Wali Kota Semarang itu kemudian secara langsung memimpin operasi untuk menyisir sejumlah tempat usaha yang masih buka melewati jam operasional, dimana waktu itu ditentukan maksimal pukul 20.00.
Namun bukannya melakukan penutupan secara paksa, Hendi saat itu justru memborong dagangan setiap warung yang didapatinya masih berjualan. Hal itu dilakukannya agar tidak ada warung yang tetap ngotot buka melewati batas jam operasional.
“Biar sama–sama enak, kalau begini kan nggak kucing–kucingan,” tulis Hendi pada akun Instagram pribadinya @HendrarPrihadi.
Aksi Hendi itu pun kemudian viral dan mendapatkan simpati yang sangat banyak dari warganet. Namun tak sekedar menjadi pemberitaan, cara Hendi dalam menjalankan instruksi PPKM Darurat itu juga kemudian menjadi contoh, dan diikuti oleh jajaran dibawahnya, serta beberapa daerah lain.
Alhasil melalui percepatan vaksinasi dan upaya penegakkan aturan pembatasan secara humanis, Kota Semarang kemudian menjadi kota pertama di Indonesia yang berhasil dinyatakan turun status PPKM dari Level 4 ke level 3 pada tanggal 17 Agustus 2021.
Dan setelah itu, Kota Semarang juga secara konsisten terus menjadi kota pertama yang turun level, hingga ditetapkan berstatus PPKM Level 1 pada 19 Oktober 2021. ADV