Kepala Dinkes Kota Semarang, dr. Abdul Hakam (pojok kanan), mendampingi Wali Kota Semarang, Dandim Semarang, Kapolrestabes Kota Semarang, usai video conference bersama Presiden RI Joko Widodo, Senin (7/2/2022).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Melonjaknya angka kasus Covid-19 di Kota Semarang membuat Pemkot Semarang mengambil kebijakan untuk mengatasinya. Salah satunya seperti menghentikan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di seluruh sekolah.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, dr. Abdul Hakam, mengatakan, dari penyelidikan dinas hingga kini ditemukan sebanyak 76 siswa dan guru terpapar Covid-19. Jumlah tersebut terbagi di beberapa sekolah yang ada di Kota Semarang.

“Jumlah temuan kasus di tiap sekolah berbeda-beda, ada yang satu sekolah ditemukan satu dua kasus terpapar, dan ada yang ditemukan sampai lebih sepuluh kasus dalam satu sekolah. Ini yang menyebabkan kami menghentikan PTM di Kota Semarang,” katanya, Senin (7/2/2022).

Hakam menjelaskan, seluruh temuan kasus terpapar Covid-19 tersebut didapat dari hasil tracing random sampling Dinkes ke seluruh sekolah yang ada di Kota Semarang beberapa waktu belakangan ini.

“Temuan kasus paling banyak di tingkat SMA/SMK, SD juga ada ada. Yang terpapar kebanyakan siswa, sedangkan guru sedikit. Sehingga dari temuan tersebut kami memutuskan kebijakan penghentian PTM selama dua pekan mulai hari ini (Senin, 7/2/2022),” katanya.

Wali Kota Semarang. Hendrar Prihadi, sudah meminta Dinas Pendidikan Kota Semarang untuk mengecek kembali protokol kesehatan yang diterapkan di setiap sekolah Kota Semarang, apakah sudah sesuai dengan dengan standar protokol kesehatan (prokes) atau sebaliknya.

“Selama dua pekan ini saya minta Disdik mengecek kembali prokesnya apakah sudah sesuai SOP atau belum. Saya minta perbaikan, sekolahnya disemprot disinfektan, wastafelnya ada airnya, sampai dengan pengaturan jaga jarak di sekolah. Ini menjadi komitmen kita menjaga adik-adik tetap sehat,” katanya.

Hery Priyono