blank
dr Nukukuh, M.Kes seorang ahli kesehatan masyarakat : Kita berdiri dan berjuang melawan Covid-19

JEPARA (( SUARABARU.ID ) – Situasi sekarang ini hendaknya  menyadarkan kita bahwa tantangan yang harus kita lawan sejatinya bukan Covid-19. Namun  Covid-19 malah mengajak kita, pejabat dan masyarakat untuk selalu berdisiplin untuk  mengubah perilaku kita sesuai karakter Covid-19.

Hal tersebut diungkapkan oleh dr Nukukuh, M.Kes seorang ahli kesehatan masyarakat yang tinggal di Jepara saat ditanya tentang mulai merebaknya virus corona di Jepara, Minggu ( 6/2-2022 ). Nurkukuh juga dikenal sebagai pembimbing praktik mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Undip Semarang.

“Sebenarnya situasi ini  sudah lama di prediksi, akan ada lonjakan. Sehingga telah  diantisipasi dalam tindakan  3 T, mengaktifkan kembali RS , karantina terpusat / mandiri,   5 M, dan mengefektifkan implementasi PPKM,” ujar Nurkukuh.

Jika itu telah dilakukan, mengapa  tetap terjadi  lonjakan kasus ? “  Semua tentu  sudah mengerti.  Kasus bisa melonjak  karena  adanya penularan  karena terjadi transmisi lokal. Artinya  pencegahan  penularannya  longgar yang salah satunya karena    5M nya longgar. “Kita pasti mengerti kedisplinan dan   perilaku yang kurang berubah,” ungkap Nurkukuh.

Karena itu menurut Nurkukuh yang harus dilakukan utuk mengerem laju Covid-19 adalah  memperketat 5M, diantaranya memakai   masker. “ Dimana saja, kapan saja, pasar tradisional, swalayan, naik kendaraan umum, bis jurusan Jakarta, sekolah,  tamasya kita harus memakai masker. “PPKM juga harus dilakukan seperti saat  gelombang ke 2,” tuturnya.

Disamping itu vaksinasi tentu harus jalan terus sampai 70% dari warga satu RT/RW hingga bisa herd imunity. “Target jangan hanya gunakan herd imunity kabupaten, provinsi dan negara tetapi RT RT/RW,” ujar Nurkukuh.

Ia juga mengingatkan, sekarang ada hambatan baru, karena omicron gejala ringan, hingga  ada pendapat biarlah sakit tidak bahaya, malah bisa kebal. “Siapa yang tahu bahwa virus itu Omikron.

Ini pandemi baru,  Ilmu baru darurat medik baru.  Ahli pun tidak tahu sebelumnya. Setelah ada yagg sakit dan diperiksa ke laborat, baru tahu  ada mutasi,  ada varian baru.  Siapa tahu varian yang baru muncul lebih ganas dibanding varian sebelumnya? ,“

Oleh sebab itu  menggantungkan kekebalan alami lewat sakit dahulu,  terlalu berisiko. “Yang ideal adalah  kekebalan ilmiah lewat vaksin, herd imunity ilmiah itupun tetap harus diikuti  5M,” pungkasnya.

Hadepe