JEPARA (SUARABARU.ID) – Toleransi beragama senyatanya adalah suatu sikap yang harus kita rawat, lestarikan dan kita terapkan dalam kehidupan sehari hari. Karena itu menghormati dan menghargai sesama untuk memeluk serta melaksanakan ibadah sesuai dengan keyakinan masing-masing mutlak perlu dilakukan untuk menghadirkan suatu kedamaian dan kerukunan di masyarakat.
Dalam konteks keberagam, merawat kerukunan di tengah masyarakat adalah sebuah kewajiban yang harus kita laksanakan guna untuk menciptakan lingkungan hidup yang damai.
Menurut Friedrich Heiler toleransi adalah sikap seseorang yang mengakui adanya pluralitas agama dan menghargai setiap pemeluk agama. Setiap pemeluk agama mempunyai hak untuk menerima perlakuan yang sama dari semua orang.
Antara masjid dan gereja
Di desa Tempur, terdapat sebuah dukuh yang bernama dukuh Pekosa. Di padukuhan ini terdapat sebuah gereja yang berhadapan dengan masjid. Hanya berbatas jalan kecil sekitar 3 meter. Karena letaknya yang berdekatan ini, sering kali gereja dan masjid ini diabadikan oleh para wisatawan yang berkunjung ke Tempur. Bahkan menjadi salah satu icon.
Memang, walaupun warga di desa Tempur mayoritas memeluk agama Islam, namun di desa tersebut juga terdapat warga yang memeluk agama Kristen. Namun mereka terlihat bergitu lekat dan tempat peribadatan yang bergitu dekat. Bahkan bisa di bilang “adu lawang”. Mereka memang terbilang dua wajah, Islam dan Kristen. Namun dengan memegang teguh toleransi beragama mereka ini di bilang satu.
Pada saat umat Islam merayakan hari raya di setiap tahunnya, umat Kristen pun hanyut dalam kegembiraan. Demikian saat umat Kristen merayakan Hari Raya Natal tanggal 25 Desember 2021 terlihat keharmonisan hubungan antara warga yang memeluk agama Islam dan Kristen. Begitu terjaga, umat Islam juga mengucapkan selamat Natal 2021 dengan berjabat tangan saudara dan tetangga yang merayakan natal.
Keharmonisan hubungan antara warga yang memeluk agama Islam dan Kristen memang terlihat nyata. Mereka benar-benar menghormati dan benar-benar ingin menciptakan kedamaian dan terus merawat kerukunan dengan menjaga toleransi beragama. Dengan demikian ibadah dan perayaan di GITJ Tempur yang dilayani oleh Pendeta Mikhael Sagimin,STh dapat berjalan khusuk dan hikmad hingga Natal tahun 2021 dapat membawa berkah bagi umat Kristiani di Desa Tempur.
Hadepe – Muhajanah