blank
Wakil Wali Kota Hevearita G Rahayu (kanan) hadir dalam peluncuran kegiatan "Mustikarasa on Stage" Tahun 2022 di Oud En Niuew GKBI Kota Lama Semarang, Jumat (24/12).

SEMARANG (SUARABARU.ID) – Kental dengan akulturasi budaya, jejak sejarah ditambah keanekaragaman kulinernya, Kota Semarang menjadi tempat kick off peluncuran kegiatan “Mustikarasa on Stage” Tahun 2022 di Oud En Niuew GKBI Kota Lama Semarang, Jumat (24/12).

Agenda itu sekaligus peluncuran buku Mustikarasa Resep Masakan Indonesia Warisan Sukarno yang berisi 1.600 resep masakan nusantara dan dikatapengantari oleh sejarawan JJ Rizal.

Hadir sebagai narasumber talkshow itu JJ Rizal, Deputi Bidang Hubungan Antar Lembaga Sosialisasi, Komunikasi dan Jaringan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Ir Prakoso, Wakil Walikota Semarang Hevearita G Rahayu dan Chef Seto.

Di antara tamu undangan ada Kadisporapar Jateng, Sinoeng N Rachmadi.

JJ Rizal menyampaikan, buku tebal Mustikarasa lahir menyusul kegelisahan presiden Bung Karno usai membaca hasil riset FAO (badan pangan dan pertanian dunia) yang menyebutkan Indonesia dalam 50 tahun ke depan pasca-merdeka terancam krisis pangan.

Hal itu bukan karena Indonesia tak subur, namun progres jumlah penduduknya begitu cepat tapi pertaniannya lambat.

”Juga ada perubahan pola makan masyarakatnya, yang tadinya memakan aneka bahan makanan pokok, menjadi satu bahan pokok saja yaitu nasi,” katanya.

Berpijak dari realitas itu, kata dia, Presiden Soekarno membuat politik ketahanan pangan dan politik kedaulatan pangan guna menyelamatkan pangan Indonesia. Gagasan itu, kata penulis buku Ragam Budaya Betawi itu, dituangkan dalam bentuk buku Mustikarasa.

 

”Lewat buku ini, kita dikenalkan lagi bahwa nilai cantel (sorgum), ketela, jagung, sagu itu nilanya sama dengan nasi. Mustikarasa juga mengajak kita bergerak dalam kedaulatan pangan,” imbuhnya.

Perwakilan BPIP Prakoso mengatakan, Mustikarasa on Stage merupakan bagian dari pembudayaan ideologi Pancasila dan gotong royong dengan pendekatan kuliner ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat terhadap nilai penting sejarah dan warisan kuliner Indonesia, sehingga dapat membentuk gerakan keluarga menanam tanaman bumbu dan obat di pekarangan, mengembalikan ruang pertemuan dalam tradisi makan bersama, yang memiliki tujuan menyehatkan keluarga juga membangun strategi ekonomi keluarga.

Apresiasi

Sementara itu, Wakil Wali Kota Hevearita G Rahayu yang turut hadir menyampaikan apresiasi kegiatan ini di Kota Semarang.

Menurut Bu Ita — sapaan akrabnya– dirinya bersama Wali Kota Hendrar Prihadi sudah menyosialisasikan kuliner yang bersumber dari resep-resep Mustikarasa ini.

“Kebetulan saya seneng masak. Jadi Bapak Wali Kota meminta saya untuk membuat tutorial memasak dengan menu-menu yang ada di resep buku Mustikarasa. Buku ini memang kaya dengan resep. Sekarang kita jadi tahu, perkedel itu ternyata tidak hanya dari kentang tapi bisa juga dari bahan ikan, seperti perkedel Ambon,” kata Bu Ita.

Aksi dalam mempertahankan keanekaragaman hayati, kata dia, juga dilakukan dengan penanaman sebanyak 6.100 bibit pohon Sukun yang disebar di 16 kecamatan di Kota Semarang. Selain itu juga mengadakan pelatihan memasak dengan bahan sukun yang dibuat menjadi beberapa menu yang diambil dari menu di Mustikarasa.

“Mustikarasa mendorong masyarakat tetap cinta kepada Indonesia melalui khasanah menu-menu makan tradisionalnya,” ujar Ita.

Kegiatan Mustikarasa on Stage ini juga dimeriahkan dengan Cooking Class oleh Chef Seto.

Muha