BEKASI (SUARABARU.ID)– Jelang pelaksanaan Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung, para pengurus cabang di Provinsi Jawa Barat, kian mengerucutkan dukungannya, untuk calon yang bakal duduk di kursi Ketua Umum PBNU.
Dan sebanyak 16 PCNU telah bulat akan memilih KH Yahya Cholil Staquf, sebagai Ketua Umum PBNU Masa Khidmah 2021-2026.
Kesepakatan mayoritas PCNU ini dihasilkan pada pertemuan yang digelar di Kota Bekasi, Jabar, Minggu (19/12/2021). Ketua PCNU Cianjur, Choirul Anam MZD menjelaskan, PCNU yang telah final memberikan dukungan adalah Kabupaten Cianjur, Kota Sukabumi, Kota Depok, Kabupaten Bogor, Kuningan, Kota dan Kabupaten Tasik, Pangandaran, Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi.
BACA JUGA: USM Raih Tiga Medali di Open Tournament Pencak Silat
Di Jabar, total ada 27 PCNU. Dengan deklarasi ini, maka mayoritas PCNU sudah menjatuhkan pilihannya kepada Gus Yahya. Choirul Anam MZD optimistis, dukungan kepada Gus Yahya terus akan bertambah, karena beberapa pengurus cabang lain juga telah menyatakan siap untuk menyusul dalam barisan 16 PCNU sebelumnya.
”Para pengurus cabang ini adalah orang-orang yang paham organisasi dan tantangannya ke depan. Tentu mereka melihat regenerasi saat ini adalah hal yang harus dilakukan,” kata Choirul Anam, dalam siaran persnya Senin (20/12/2021).
Menurut dia, tantangan NU saat ini semakin kompleks, apalagi adanya pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya usai. Sektor yang perlu mendapat perhatian antara lain, pendidikan, kesehatan dan ekonomi umat.
BACA JUGA: Ganjar Targetkan Dua Jutaan Anak di Jateng Harus Divaksin
”Melihat besarnya tantangan bangsa ini, NU harus lebih bisa berkiprah. Dan kami berharap, Gus Yahya bisa menjadikan ini sebagai program prioritas, yang nantinya bisa bermanfaat bagi internal NU dan umat secara lebih luas,” ungkapnya.
Pihaknya juga berharap, Muktamar NU yang rencananya dibuka Presiden RI Joko Widodo, Rabu (22/12/2021) lusa, bisa menghasilkan banyak rumusan yang strategis dalam pengembangan organisasi.
”Jika terkait pemilihan Ketua Umum PBNU ada persaingan, itu adalah bagian dinamika organisasi yang wajar. NU sudah berpengalaman, tentu meski ada dinamika sebenarnya semua bermuara pada kemaslahatan organisasi,” sebutnya.
Riyan