KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Bupati Kebumen Arif Sugiyanto meresmikan sarana dapur bersih untuk produksi gula semut perkumpulan dua desa, Desa Giyanti dan Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele, Rabu (16/12).
Total ada 100 dapur bersih yang dibangun oleh Pemkab Kebumen untuk masyarakat perkumpulan petani Mira Budi Rahayu di Desa Giyanti sebanyak 50 dapur, dan perkumpulan Petani Gula Semut Nira Raharjo sebanyak 50 dapur.
Bupati merasa bangga dengan tingginya kreativitas warga Kebumen dalam membuat gula semut dari bahan dasar nira atau sari pati bunga manggar kelapa. Bahkan gula semut hasil produksi warga pun sudah diekspor ke berbagai negara.
“Ini luar biasa. Kita bisa melihat masyarakat Kebumen di Desa Giyanti dan Wonoharjo bisa memproduksi gula semut, gula yang dibuat secara organik, tanpa bahan pengawet atau zat kimia. Bahkan sudah di ekspor ke berbagai negara,” ujar Arif Sugiyanto.
Bupati mengatakan, gula semut sangat berbeda denga gula pada umumnya yang masih menggunakan rafinasi, atau campuran bahan kimia. Namun gula ini masih sangat organik, dengan bahan alami dan banyak dicari oleh masyarakat di kota-kota besar.
“Kewajiban pemerintah adalah mendorong dan memfasilitasi agar petani ini bisa lebih maju dalam memasarkan produknya. Jadi saya minta Disperindag memberikan pendampingan, kasihbarcode, beri packing yang bagus, agar masyarakat semakin tahu dan yakin bahwa produksi gula semut Kebumen ini memang berkualitas tinggi,”terangnya.
Bupati juga meminta agar para petani pengrajin diberikan pelatihan untuk memasarkan secara online. Termasuk membenahi infrastruktur jalan, agar masyarakat desa di Rowokele bisa semakin meningkat kesejahteraannya.
Sementara itu Ketua Petani Gula Semut Mira Budi Rahayu, Miskun, menjelaskan, di desanya ada 60 anggota petani gula semut yang telah beroperasi sejak 2011. Dalam satu bulan kelompok tani Mira Budi Rahayu bisa menghasilkan 7- 10 ton gula semut yang siap ekspor ke luar negeri.
“Alhamdulillah produksi gula semut di desa kami sudah dieskpor ke Australia, Jepang, Amerika dan Jerman. Tapi kita masih melalui pihak kedua, ada yang ambil dari PT Agro Berdikari yang mengekspor ke berbagai negara,”ucap Mskun.
Miskun berharap pemerintah kabupaten melalui Disperindag bisa membantu permodalan dan pemasaran sehingga para pelaku UMKM gula semut di desanya bisa lebih maju dan berkembang. Tidak hanya diekspor tapi juga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Kebumen dan kota-kota lain.
“Harapannya kita berdikari sendiri, memasarkan produk kami ke masyarakat Kebumen dan kota-kota lain. Jadi kami masih butuh pendampingan dan dukungan, baik dari sisi permodalan, kemasan dan strategi marketingnya,”ucap Miskun.
Ketua Perkumpulan Petani Gula Semut Nira Raharjo, Kasimin, menyampaikan hal senada. Kasimin menyebutkan, dalam memasarkan produknya pihaknya masih melibatkan pihak kedua, yakni PT. Praja Agro Indoland, dan PT Indo Agro. Ia berharap pemerintah bisa ikut membantu memasarkan produk para petani untuk meningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Memang mayoritas pencaharian masyarakat desa kami termasuk Desa Giyanti sebagai penderes atau pembuat gula, baik gula semut maupun gula jawa. Yang dieskpor masih gula semut karena gula ini kadar gulanya sangat rendah 0,3 persen, jadi banyak yang mencari,”terang Kasimin.
Komper Wardopo