SEMARANG (SUARABARU.ID) – Investor Gathering penawaran umum terbatas perkebunan sawit Koperasi Tani Sawit Nusantara (KTSN) digelar di Hotel Candi View Kota Semarang, Jumat (10/12/2021).
Kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka kunjungan kerja KTSN di Kota Semarang.
Ketua KTSN, Saryoto mengajak masyarakat untuk mulai melirik komoditi kelapa sawit melalui kegiatan Investor Gathering KTSN di Kota Semarang.
Disampaikan bahwa investasi saat ini telah menjadi gaya hidup yang perlu dilakukan. “Dengan berinvestasi sejak dini dan rutin, kita dapat melindungi nilai aset untuk masa depan, dimana terdapat banyak pilihan dan pertimbangan investasi,” ujar Saryoto.
Menurutnya, investasi emas dan deposito dilakukan lebih karena pertimbangan likuiditas dan pengamanan aset. Tapi nilai profitabilitasnya relatif rendah. Tanah dan properti lebih berjangka panjang dalam pengamanan aset dan nilai di jangka panjang.
“Aset yang mempunyai nilai jangka panjang dan jangka pendek yang signifikan saat ini adalah membeli tanah perkebunan yang sudah menghasilkan. Salah satunya yang paling menguntungkan adalah kebun sawit,” ungkapnya.
Namun menurut Saryoko keberadaannya sangat terbatas. Artinya pada saat ada penawaran umum terbatas itulah peluang yang harusnya menjadi prioritas investasi anda.
“Kami dari KTSN berskala Nasional, saat ini mengelola kurang lebih 5.000 ha kebun sawit dan akan lebih luas lagi. Serta penyediaan pupuk dan produk atau jasa yang terkait,” ungkapnya.
KTSN dalam rangka pengembangan usaha khususnya pembiayaan pendirian PKS (Pabrik Kelapa Sawit) dan overhead yang terkait, membuka Penawaran Umum Terbatas (PUT) penjualan kavling sawit produktif (TM kurang lebih 10).
“Alhamdulillah dari 850 ha yang kami tawarkan sudah terjual 558 ha. Masih tersisa 292 ha yang menjadi PUT dari KTSN saat ini,” ujarnya.
“Minimal pembelian 1 kavling dengan luas 2 ha kita tawarkan 50 persen khusus di bulan Desembarr 2021 menjadi seharga 200 juta (Sertifikat HM). Kavling bisa dikelola sendiri atau dikelola KTSN,” sambungnya.
Disebutkan bahwa KTSN mengelola kebun sawit dengan teknologi terbarukan dengan hasil TBS (Tandan Buah Segar) bisa 2 sampai 3 kali lipat dari pertanian sawit rakyat.
Namun apabila dikelola KTSN, hasil produksi dari TBS bagi hasil 35 persen untuk pemilik lahan dan 65 persen untuk KTSN. “35 persen itupun hasilnya dengan harga saat ini bisa menghasilkan pendapatan 4 sampai 5 kali lipat dari bunga deposito,” tandasnya.
Ning