blank
Relawan BPBD ketika mengevakuasi korban meninggal di kolam. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-RM (21), warga Kampung Pesantren Kelurahan Kejiwan Wonosobo Jawa Tengah, ditemukan mengapung tak bernyawa di sebuah kolam ikan, Selasa (7/12/2021).

Korban yang diidentifikasi sebagai warga RT 5 RW 02 Kampung Pesantren itu, diduga mengalami gangguan kejiwaan sebelum kemudian tercebur dan tenggelam di kolam.

Kepala Pelaksana BPBD Wonosobo, Bambang Trie ketika ditemui di sela evakuasi korban mengaku langsung ke lokasi musibah begitu mendapatkan laporan dari warga masyarakat.

“Keterangan saksi yang juga warga setempat, korban ditemukan sudah tak bernyawa dan mengapung di kolam ikan sekitar pukul 14.00 WIB,” terang Bambang, Rabu (7/12).

Terkejut dengan temuan itu, Bambang menyebut warga kemudian melaporkannya kepada Lurah Kejiwan dan diteruskan ke BPBD Kabupaten Wonosobo.

“Tim dari BPBD yang siaga langsung meluncur untuk keperluan evakuasi jasad korban dengan didampingi unsur TNI-Polri, Puskesmas setempat dan Perangkat Kecamatan Wonosobo maupun Kelurahan Kejiwan,” bebernya.

Proses Evakuasi

blank
Korban yang meninggal dunia di kolam diduga mengalami gangguan jiwa.

Para petugas disebut Bambang cukup cepat melakukan evakuasi korban dan langsung menyerahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di pekuburan setempat.

“Semoga musibah ini bisa diterima dengan ikhlas dan sabar dari pihak keluarga. Ini jadi perhatian bagi warga agar ke depan lebih berhati-hati apabila ada anggota keluarga yang mengalami kondisi kejiwaan kurang sehat. Jangan dibiarkan keluar rumah sendirian,” harapnya.

Jajaran BPBD dibantu unsur relawan bencana dan SAR ditegaskan Bambang, senantiasa siap siaga, khususnya pada masa-masa dimana curah hujan masih cukup tinggi di seluruh wilayah Wonosobo.

Pihaknya mengaku, dalam kesempatan bertemu warga selalu berupaya mengingatkan agar kewaspadaan dini tidak kendur, terlebih terhadap potensi-potensi kebencanaan, seperti longsor, banjir, kebakaran maupun yang sifatnya kedaruratan seperti di Kejiwan ini.

“Penguatan koordinasi dan komunikasi intensif di lingkup warga apabila terjadi hal-hal membahayakan juga penting. Sehingga jika ada musibah jumlah korban dan kerugian dapat diminimalkan,” pungkasnya.

Muharno Zarka