Ketiga dusun itu terdiri atas Dusun Senggolan, Begendo, dan Dusun Garon. Pemicunya, karena prasarana infrastruktur jalan dan jembatan terendam air genangan waduk yang makin meninggi.
Dampaknya, sebanyak 125 keluarga atau sekitar 600 jiwa, kini kesulitan untuk mengakses hubungan darat ke pusat perniagaan, ke sekolah, ke fasilitas kesehatan dan ke pusat pemerintahan, termasuk hubungan menuju ibukota kecamatan.
Warga yang terisolir tersebut terdiri atas penduduk Dusun Garon sebanyak 8 keluarga, warga Dusun Senggolan sebanyak 57 keluarga dan penduduk Dusun Begendo sebanyak 60 keluarga.
Pengisian Air
Mereka minta agar genangan air waduk disurutkan, supaya badan jalan dan jembatan tidak terendam air.
Tapi permintaan warga sulit dikabulkan, karena saat ini baru proses tahap awal pengisian air waduk, dalam rangka menyongsong peresmian yang diagendakan Tanggal 21 Desember 2021 mendatang.
Menyikapi gejolak masyarakat tersebut, Selasa (9/11), digelar pertemuan di Kantor Desa Sendangsari, untuk mencari solusi terbaik.
Hadir dalam pertemuan tersebut, Camat Batuwarno, Khrisma Eko Sutiyono, Kapolsek AKP Rudi Sujatmiko, Danramil Kapten (Inf) Budi Rahardja, dan dari pihak pembangun PT Pembangunan Perumahan (PP) diwakili Andri.
Jalan Baru
Sebagai pembangun Waduk Pidekso, pihak PT PP menawarkan agar warga yang terisolir mengontrak rumah di lokasi lain. Namun warga keberatan.
Warga mendesak, agar dilakukan peninggian badan jalan dan jembatan, supaya tidak terendam air genangan waduk. Atau membuat prasarana jalan baru yang lokasinya berada di luar area genangan.
Dalam pertemuan itu, dilakukan pula kontak secara daring melalui komunikasi ponsel, dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Nanik.
Solusi terbaiknya, adalah membangun relokasi jalan lingkar sebagai pengganti jalan dan jembatan yang kini terendam air genangan waduk.
Kades Sendangsari, Anom Wibowo, berharap, pembangunan jalan lingkar sebagai pengganti jalan dan jembatan yang kini terendam, segera dapat direalisasikan dengan kualitas baik.
Bambang Pur