KUDUS (SUARABARU.ID) – Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus meminta sekolah dasar (SD) yang melaksanakan simulasi asesmen nasional berbasis komputer (ANBK) agar tidak membebani siswa membawa laptop sendiri.
“Untuk SD memang belum memiliki laboratorium komputer, sehingga ketersediaan laptop maupun komputer juga minim. Meskipun demikian, jangan sampai orang tua siswa justru terbebani dan harus mencari laptop buat anaknya, karena tidak semua orang tua memiliki peralatan tersebut atau memiliki kemampuan membeli,” kata Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kudus Harjuna Widada, sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (25/10).
Kalaupun ada keluarga siswa yang memiliki laptop, kata dia, bisa dipinjam sementara, namun sekolah tidak boleh meminta orang tua siswa membelikan laptop.
Berbeda dengan sekolah tingkat SMP, kata dia, memang sudah memiliki fasilitas laboratorium komputer sehingga tidak perlu meminta siswanya membawa laptop sendiri dari rumah.
Untuk memenuhi fasilitas laptop, kata dia, sekolah harus kreatif, salah satunya meminjam milik guru atau cara lain agar tersedia dalam jumlah cukup. Karena jumlah laptopnya masih terbatas sehingga pelaksanannya dibagi dua sif karena dari 30 siswa laptopnya hanya 14 unit saja.
“Jika ada sekolah yang menyuruh beli orang tua bisa mengadu ke dinas. Guru-guru mesti banyak yang punya, bisa diupayakan dari pendidik dahulu. Kemudian, simulasi ANBK beberapa waktu lalu sudah disampaikan ke pusat lewat berita acara,” ujarnya.
Ia berharap ada evaluasi, sehingga saat pelaksanan bisa berjalan lancar tidak lagi terkendala seperti sebelumnya.
Sementara itu, Kepala SD 1 Barongan Kudus Maskat mengakui jumlah laptop yang disediakan memang belum sesuai jumlah siswanya yang mengikuti simulasi ANBK. Meskipun demikian, tidak ada perintah terhadap siswa agar membeli.
“Kalaupun ada yang punya, baik milik orang tuanya atau saudaranya bisa dibawa ke sekolah untuk mengerjakan ANBK. Alhammdulillah, banyak wali murid yang bersedia meminjamkan,” ujarnya.
Ant-Tm