KUDUS (SUARABARU.ID) – Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden, Abraham Wiratomo menyatakan pujiannya atas keberhasilan Bupati Kudus Hartopo dalam menangani pandemi di wilayahnya. Menurutnya, keberhasilan Kabupaten Kudus mengatasi gelombang lonjakan Covid-19, patut menjadi contoh daerah-daerah lain.
Hal tersebut sebagaimana disampaikan Abraham saat melakukan kunjungan khusus di Kudus. Bersama rombongan, Abraham disambut oleh Bupati Kudus H.M. Hartopo, jajaran Forkopimda Kudus, Sekda beserta para asisten, dan kepala OPD terkait di gedung Command Center Diskominfo, Rabu (28/7).
“Cara kabupaten Kudus dalam penanganan Covid-19 perlu dicontoh, ada tiga poin penting yang harus dilakukan yakni sinergi dari seluruh pemangku kepentingan, transparansi data, eksekusi yang cepat dan tepat. Hal ini dirasa dapat dijadikan contoh untuk daerah lain,” tandasnya
Abraham juga menyatakan akan melaporkan kondisi terkini di Kabupaten Kudus kepada Presiden Jokowi. Informasi tersebut diharapkan bisa menjadi bahan evaluasi penanganan Covid-19 yang dijalankan pemerintah pusat.
“Setiap minggu pemerintah pusat selalu melakukan evaluasi. Apa yang kami peroleh di Kudus ini tentunya bisa menjadi bahan evaluasi untuk menentukan kebijakan,”tandasnya.
Sementara, Bupati Kudus Hartopo dalam pemaparannya menjelaskan bagaimana lonjakan kasus terjadi saat angka penularan Covid-19 sempat berada di titik terendah.
“Kondisi kudus mengalami titik terendah bulan April minggu 19. Setelah itu sempat terjadi lonjakan signifikan hingga puncaknya pada 12 juni 2021 ketika kasus aktif mencapai 2.342, dengan tambahan kasus harian mencapai 500 dan kematian 34 per hari. Saat itu, BOR disemua rumah sakit hampir 100% terisi,” jelasnya.
Hartopo menambahkan jika lonjakan kasus terjadi saat perayaan Idul Fitri di mana ada peningkatan pemudik yang masuk di kabupaten Kudus.
“Tradisi masyarakat kami saat bulan syawal adalah silaturahmi, para pemudik berbondong-bondong datang dari berbagai daerah untuk sungkeman,” ungkapnya.
Pelibatan Masyarakat
Menurutnya, dari sinilah lonjakan kasus Covid memuncak dikarenakan masyarakat mulai abai prokes saat bersilaturahim.
“Ketika masyarakat abai prokes yang seharusnya ditaati, maka memuncaklah persebaran covid-19. Hal tersebut terdeteksi pasca lebaran kemarin,” jelasnya.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemkab Kudus melakukan berbagai kebijakan dalam penanganan penyebaran covid termasuk bersinergi dengan pihak terkait termasuk pelibatan masyarakat.
“Berbagai upaya kami lakukan dalam penanganan kasus ini. Diantaranya bersinergi dengan pemangku kebijakan, penyediaan isolasi terpusat, mengaktifkannya Jogo Tonggo, penguatan 3T, percepatan vaksinasi dengan melibatkan pihak swasta,” ungkapnya.
Selain itu, penerapan PPKM Mikro pun telah lebih dulu diterapkan dengan memaksimalkan Jogo Tonggo. “Kami terapkan pembatasan aktifitas masyarakat dengan penerapan PPKM Mikro didukung dengan upaya memaksimalkan jogo tonggo,” terangnya.
Lebih lanjut, Hartopo mengatakan jika jogo tonggo dimulai dari tingkat paling bawah dilingkup RT. “Kami kumpulkan donasi dalam memaksimalkan jogo tonggo di lingkup paling bawah yaitu tingkat RT, dana tersebut kami gunakan buat mendukung keperluan logistik warga yang tengah melakukan isolasi mandiri,” terangnya.
Tm-Ab