blank
Petugas Perempuan dari Polisi Nasional Afghan menembakkan senjata saat mengikuti simulasi di pusat pelatihan di dekat kamp angkatan darat Jerman Bundeswehr Marmal, Mazar-e-Sharif, Afghanistan utara. Antara

BERLIN (SUARABARU.ID)- Militer Jerman pada Selasa malam (29/6/2021) menyelesaikan penarikan pasukan dari Afghanistan setelah hampir dua dekade, mengakhiri misi militer paling mematikan Jerman sejak Perang Dunia II.

“Pasukan terakhir kami meninggalkan Afghanistan malam ini setelah hampir 20 tahun dan sedang dalam perjalanan pulang,” kata Menteri Pertahanan Jerman Annegret Kramp-Karrenbauer melalui pernyataan.

“Ini akhir dari babak bersejarah, sebuah misi intensif yang menguji Bundeswehr dan di mana Bundeswehr membuktikan dirinya dalam pertempuran.”

Baca Juga: Kim Jong Un Kecam Pejabat Atas Kegagalan Pekerjaan Anti Pandemi

Di Afghanistan militer Jerman melancarkan gempuran darat pertama sejak akhir Perang Dunia II.

Presiden AS Joe Biden dan NATO pada pertengahan April mengumumkan bahwa mereka akan menarik hampir 10.000 pasukan asing yang masih berada di Afghanistan pada saat itu pada 11 September, 20 tahun peringatan serangan World Trade Center di New York yang memicu misi tersebut.

Selama beberapa tahun terakhir, Jerman memiliki kontingen pasukan terbesar kedua setelah Amerika Serikat di Afganistan, degan sekitar 150.000 tentara dikerahkan selama dua dekade terakhir.

Baca Juga: Gedung Runtuh di Florida Tewaskan 12 Orang dan 149 Masih Hilang

Sebanyak 59 tentara Jerman tewas di Afghanistan, 35 di antaranya tewas dalam pertempuran atau akibat ofensif militan, menjadikannya misi militer paling mematikan Jerman sejak Perang Dunia II.

Menyelesaikan operasi tersebut, Jerman mengatakan harus mengerahkan kembali sekitar 800 kontainer persenjataan seperti kendaraan lapis baja, helikopter, senjata dan amunisi saat penarikan dimulai.

Kamp multinasional di Mazar-i-Sharif utara yang dipimpin oleh Jerman diperkuat dengan pasukan dan mortir, memperketat keamanan selama penarikan pasukan guna melindungi pangkalan dari serangan Taliban.

Taliban sangat membatasi hak-hak perempuan dan HAM lainnya selama berkuasa di Afghanistan sejak 1996-2001, ketika mereka digulingkan oleh pasukan pimpinan AS. Semenjak itu Taliban melancarkan pemberontakan dan kini menguasai sebagian besar wilayah.

Ant-Claudia

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini