KUDUS (SUARABARU.ID) – Anggota DPR RI Nusron Wahid menyulap Pesantren Nashrul Ummah yang dipimpinmya dan beberapa pesantren menjadi tempat shelter dan RS Darurat untuk isolasi Covid-19 di Kabupaten Kudus.
“Karena persebaran tinggi, rumah sakit tidak muat lagi. Banyak yang kena Covid-19 isolasi di rumah. Akan tetapi, malah menularkan keluarga yang lain di rumah. Ini bahaya. Perlu terobosan,” kata Nusron dalam launching Shelter dan RS Darurat Pesantren Covid-19 secara virtual, Kamis.
Wakil rakyat dari Dapil Jateng II (Kudus, Jepara, dan Demak) ini mengatakan bahwa Pesantren Nashrul Ummah di Desa Mejobo, Kabupaten Kudus secara fisik layak untuk tempat isolasi penderita Covid-19.
“Kami akan ajak pesantren-pesantren lain yang mau untuk sementara dijadilan shalter dan rumah sakit darurat,” kata Nusron.
Dalam rangka mewujudkan itu, Nusron meminta tim asistensi dari tim dari BUMN Indonesia Health Care, perusahaan pelat merah yang mengelola rumah sakit.
“Mereka sudah pengalaman karena mengelola 72 RS BUMN. RS Pertamedika, Pelni, dan RS top lainnya. Saya terima kasih dan syukur alhamdulillah Bu Fathimah (Dirut IHC) mau menurunkan tim untuk supervisi,” kata mantan Ketua Umum GP Ansor ini.
Nusron menjelaskan bahwa saat ini shelter dan RS darurat tersebut sedang tahap pembenahan fisik agar nyaman bagian pasien Covid-19.
“Tempat tidur yang layak sudah kami datangkan. Sekarang perbaikan kamar tidur, kamar mandi, AC, shower, dan lainnya agar bagus dan bersih. Pokoknya tidak kalah dengan RS portabel,” katanya.
Menurut dia, tidak ada yang mengetahui kapan berakhirnya pandemi Covid-19. Oleh karena itu, dia tetap berikhtiar bagaimana bisa membantu masyarakat dan pemerintah dalam penanganannya.
“Pokoknya kalau ada yang gejala ringan agar tidak menular bisa masuk ke shelter dan RS darurat ini,” kata politikus Partai Golkar ini.
Ia menyebutkan rumah sakit darurat dan shelter akan mampu menampung maksimal 100 orang.
Untuk operasional sehari-hari, Nusron akan meminta bantuan RS rujukan yang sudah mapan.
“Saat ini IHC sudah bersedia. Tinggal kami jalin komunikasi dengan klinik dan RS yang sudah mapan yang terdekat,” ujarnya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya sedang memanggil para sukarelawan, baik tenaga nakes maupun nonnakes.
“Untuk sukarelawan nakes, kami akan minta para mahasiswa STIKES dan alumni STIKES yang belum jadi perawat. Minimal ada tenaga yang mengerti dan bisa membantu,” kata Nusron.
“Intinya, daripada penderita Covid-19 tinggal di rumah dan potensi interaksi dengan keluarga dan pihak lain tinggi, kami tawarkan masuk dan isolasi di pesantren dengan suasana rumah sakit,” demikian Nusron Wahid.
Ant-Tm