JEPARA (SUARABARU.ID) – Puncak pekan syawalan di Jepara yang biasanya jatuh pada hari ke delapan bulan Syawal dipastikan tidak akan ada acara Lomban. Padahal even ini telah menjadi kalender Nasional. Sementara semua obyek wisata yang ada hanya boleh dibuka dengan jumlah pengunjung 30 % dan menerapkan protokol kesehatan.
“Dipastikan perayaan lomban tidak ada. Namun untuk prosesi pelarungan kepala kerbau tetap diadakan,”ujar Bupati Jepara Dian Kristiandi saat memberikan penjelasan kepada wartawan.
Prosesi tradisi sedekah laut menurut Bupati Dian Kristiandi tetap dilakukan seperti tahun-tahun sebelumnya. “Acara akan dimulai pada hari Rabu tanggal 19 Mei 2019 dengan ziarah ke Makam Cik Lanang di Kelurahan Bulu, Makam Mbah Ronggo Mulyo dan pementasan wayang kulit secara simbolik dan terbatas dengan durasi sekitar 2 jam,” ujarnya.
Sementara larungan sesaji kepala kerbau akan dilakukan pada hari Kamis jam 05.00 WIB dari TPI Ujungbatu. “Acara ini hanya diikuti oleh Forkopimda dan sejumlah tokoh nelayan,” ujar Dian Kristiandi.
Lindungi dan Selamatkan Warga
Menurut Bupati Jepara Dian Kristiandi, kebijakan untuk tidak diadakan lomban semata-mata melindungi masyarakat luas dari penularan Covid-19. “Keselamatan warga menjadi pertimbangan utama kami,” ujar Dian Kristiandi. Harapan kami pengunjung obyek wisata juga mematuhi protokol kesehatan, bukan hanya saat dipintu gerbang atau ada petugas, tambahnya
Karena itu ia minta agar masyarakat mengerti dan memahami kebijakan ini. “Harapan kami masyarakat meningkatkan partisipasinya untuk terlibat secara aktif mencegah menularan Covid-19. Caranya memakai masker, mengindari kerumunan, mengurangi mobilitas dan juga mencuci tangan pakai sabun,” ujarnya.
Protokol kesehatan yang nampak sederhana ini menurut Dian Kristiandi terbukti yang berhasil melindungi dan menyelamatkan warga dari penyebaran Covid-19. “Harapan kami walaupun angka telah semakin landai dan zona Jepara tidak lagi merah, namun masyarakat saya ajak tetap menjalankan protokol kesehatan,” pinta Dian Kristiandi.
Hadepe