KOTA MUNGKID (SUARABARU.ID)- Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mengajak para generasi muda milenial untuk terjun di dunia pertanian.
“Saya mengajak agar para generasi muda milenial terjun di dunia pertanian. Sehingga, proses regenerasi petani di Indonesia dapat terus berlangsung,” kata Menko PMK, Muhadjir Effendy dalam sambutannya secara daring pada peluncuran Sekolah Tani Muhammadiyah yang digagas Muhammadiyah Tobacco Control Center ( MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang,Sabtu (10/4).
Muhadjir mengatakan, peranan generasi milenial untuk terjun di dunia pertanian sangat diperlukan untuk membawa dunia pertanian di Indonesia lebih maju.
Selain itu, kehadiran para kaum milenial tersebut juga akan membawa bidang pertanian lebih modern.
Menurutnya, dunia pertaniana merupakan sector yang strategis bagi Bangsa Indonesia, karena di sector tersebut banyak menyerap tenaga kerja khususnya di wilayah pedesaan.
Ia menambahkan, di masa pandemi Covid-19 seperti saat ini, sector pertanian merupakan salah satu kelompok yang rawan akibat dampak yang ditimbulkannya.
Sedangkan Sekolah Tani Muhammadiyah yang digagas oleh Muhammadiyah Tobacco Control Center ( MTCC) Universitas Muhammadiyah Magelang tersebut, merupakan suatu upaya yang cocok agar para petani lepas dari efek pandemi itu.
“Dengan pendirian Sekolah Tani Muhammadiyah ini, merupakan salah satu langkah yang pas untuk para petani lepas dari dampak wabah covid-19,” kata mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut.
Terpisah, Ketua MTCC Universitas Muhammadiyah Magelang, Retno Rusdjiati mengatakan, Sekolah Tani Muhammadiyah tersebut didirikan adanya dorongan para petani tembakau di sekitar Magelang yang telah melalukan diversifikasi tanaman.
“Para petani tersebut sangat memerlukan banyak ilmu dan pengetahuan tentang pertanian yang mulai beralih ke tanaman lain,” kata Retno.
Ia mengatakan, pendirian sekolah tani tersebut juga atas dasar keprihatinan atas semakin berkurangnya para petani di Indonesia.
Dengan pendirian sekolah tani tersebut diharapkan, para generasi muda mau melirik dunia pertanian dan mengoptimalkan petani. Sehingga, tujuan akhirnya kesejahteraan petani akan tercapai.
Adapun wujud sekolah tani yang digagasnya akan dilakukan secara daring dan luring. Selain itu, untuk pesertanya tidak dibatasi, untuk kelas daring. Selain itu, juga pesertanya tidak dibatasi umur, maupun tingkat pendidikan.
“Untuk pengajarnya, kami siapkan dari berbagai macam kalangan baik kalangan pendidik di sejumlah perguruan tinggi. Selain itu, juga berasal dari kalangan pendidik yang berasal dari SMA/SMK di wilayah Magelang” imbuhnya.
Retno menambahkan, pihaknya juga telah menjalin kerjasama dengan SMK Muhammadiyah 2 Mertoyudan, Kabupaten Magelang yang dijadikan tempat belajar. Bahkan, dari pihak sekolah tersebut juga telah menyiapkan laboratorium yang respentatif. Yon