SUKOHARJO (SUARABARU.ID) Ar-Rohman Center menyelenggarakan pelatihan mengajar baca Alquran bagi ustadz atau guru baca Alquran menggunakan metode pembelajaran Tsakifa di Makamhaji, Sukoharjo, Jawa Tengah, Kamis (18/3/2021).
Metode Tsakifa merupakan metode alternatif pembelajaran baca tulis Al-Qur’an untuk mengatasi buta huruf Alquran. Metode ini diterapkan bagi orang dewasa dan mereka yang berusia lanjut agar lebih mudah dalam memulai belajar membaca Alquran.
“Cara mengajar baca Alquran untuk orang dewasa atau usia lanjut itu berbeda dengan cara mengajar anak-anak. Jadi perlu pelatihan khusus untuk gurunya” kata ustad Rochim dari Tsakifa.
Ustad Rochim menyebut pengajar Tsaqifa harus terus-menerus memberi motivasi santri, dan meyakinkan bahwa mereka pasti bisa membaca Alquran dalam waktu lima hari.
Menurut ustadz Rochim, metode Tsaqifa mengajak para peserta untuk mengenal huruf hijaiyah dengan kreatif, bukan secara tradisional seperti teknik yang selama ini diketahui kebanyakan.
Tsaqifa mengajak peserta menghafal secara sekilas sekitar dua sampai empat suku kata yang berasal dari huruf hijaiyah. Selanjutnya, peserta diajak lagi memahami huruf per huruf hijaiyah mulai dari bentuk huruf kosong, dan ketika huruf tersebut diberikan tanda baca.
Dengan demikian setiap orang yang belajar dengan metode ini bisa dengan cepat memahami dan membaca huruf hijaiyah dalam beberapa suku kata sekaligus.
Metode ini juga mengajarkan peserta membaca huruf hijaiyah selayaknya ketika belajar ala ‘jembatan keledai’, membentuk beberapa suku kata ke dalam kalimat, yang mudah dicerna diingat dan dipahami.
“Hal penting yang harus dilakukan pengajar adalah meyakinkan peserta bahwa membaca Alquran itu mudah. Usia bukan halangan, jadi jangan malu untuk memulai meski usia sudah kepala lima sekalipun,” ujar Ustadz Rochim.
Ketua program Makamhaji Mengaji, Benk Mintosih, menyebut program tersebut merupakan upaya dari Ar-Rohman Center untuk terlibat dalam upaya pemberantasan buta huruf Alquran.
“Ada 54 % penduduk Indonesia yang moslem di luar anak anak belum bisa baca Alquran. Kami ingin terlibat mengentaskan. Mungkin jumlahnya tidak banyak, tapi itulah tujuan dari program Makamhaji Mengaji,” kata Benk.(*)