KUDUS (SUARABARU.ID) – RSUD Loekmono Hadi Kudus, sebagai rumah sakit rujukan penanganan pasien COVID-19, segera menonaktifkan ruang isolasi COVID-19 kelas VIP, menyusul mulai berkurangnya pasien terpapar virus corona yang dirawat di rumah sakit setempat.
“Jika sebelumnya ruang Melati II yang dinonaktifkan, maka pekan ini targetnya di ruang Paviliun Anggrek yang merupakan ruang VIP akan dinonaktifkan pula,” kata Direktur RSUD Loekmono Hadi Kudus Abdul Azis Achyar di Kudus, Rabu (17/3).
Untuk saat ini, lanjut dia, pasien COVID-19 yang masih menjalani perawatan di ruang Paviliun Anggrek ada tiga orang, sedangkan sebagian ruangan mulai dilakukan sterilisasi agar bisa digunakan untuk pasien umum.
Setelah tidak lagi menjadi ruang isolasi pasien COVID-19, harapannya pada April 2021 sudah bisa digunakan untuk pasien umum non-COVID-19.
Jumlah pasien COVID-19 yang masih menjalani perawatan di RSUD Kudus sebanyak 20 orang yang tersebar di ruang rawat ICU, Paviliun Anggrek dan Dahlia. Sementara itu, nantinya ruang isolasi pasien COVID-19 akan difokuskan di ruang Dahlia dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 48, ditambah di ruang ICU ada 10 tempat tidur.
Dengan kapasitas 58 tempat tidur, diyakini aman untuk menampung pasien COVID-19, sedangkan sebelumnya tersedia 134 tempat tidur. Terlebih, jumlah kasusnya saat ini mulai berkurang.
Pemeriksaan spesimen swab (usap) tenggorokan untuk menguji ada tidaknya penyakit virus corona (COVID-19) di laboratorium Biomolekuler RSUD Kudus juga semakin berkurang karena saat ini dalam sehari kurang dari 100-an sampel, sedangkan sebelumnya mencapai ratusan sampel.
Direktur Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus Pujianto mengakui ruang isolasi yang sebelumnya ada di dua ruang, kini disediakan di ruang Kana dengan kapasitas 46 pasien, sedangkan di ruang Betesda dinonaktifkan sejak 22 Februari 2021.
Untuk jumlah pasien terpapar COVID-19 saat ini, katanya, masih ada 17 orang dan ruang isolasinya juga masih mencukupi.
Ruang Betesda sendiri setelah disterilisasi dimanfaatkan untuk pelayanan pasien umum non-COVID-19 karena terjadi kenaikan jumlah pasien umum yang menjalani rawat inap.
Tm-Ab