blank
Pelepasan air dari spillway Waduk Gajahmungkur, telah memunculkan banjir di perkampungan Sukorejo RT 3 dan RT 4/RW 10 Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota, Kabupaten Wonogiri.

WONOGIRI (SUARABARU.ID) – Banjir melanda wilayah perkampungan Sukorejo, Kelurahan Giritirto, Kecamatan Wonogiri Kota, Kabupaten Wonogiri. Air banjir juga menenggelamkan sumber mata air Belik Pancur di Lingkungan Salak, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri Kota.

Ini terjadi, setelah pintu pelimpas (spillway) Waduk Gajahmungkur, Wonogiri, dibuka dan menjadikan dampak meluapnya air di sepanjang hilir. Banjir juga menggenangi pekarangan warga di Lingkungan Kampung Sanggrahan, Kelurahan Giripurwo, Kecamatan Wonogiri Kota.

Baca juga:

Pendampingan Tracking dan Pengamanan Jenazah Covid, Ini yang Dilakukan TNI-Polri di Wonogiri

Ratusan Korban Banjir Kudus Masih Tertahan di Pengungsian

Menjadi sesuatu yang dilematis. Sebab, untuk mengurangi volume tampungan air dan dalam upaya menjaga keamanan bendung, perlu dilakukan pelepasan air. Tapi, itu memunculkan genangan banjir di wilayah Kecamatan Wonogiri Kota.

Siaga Merah
Pemberitahuan pelepasan air Waduk Gajahmungkur melalui pintu pelimpas ini, diinformasikan secara tertulis oleh Kepala Divisi Jasa Asa III, Perusahaan Umum (Perum) Jasa Tirta I, Setiyantono, ST, MT, melalui surat dinas bernomor: 0032/UM/DJA III/II/2021.

blank
Air menyembur deras dari pintu spillway (pelimpas) Waduk Gajahmungkur Wonogiri yang dibuka. Menyebabkan banjir di Kampung Sukorejo, Giritirto, Wonogiri Kota.

Pihak Jasa Tirta, membagi ada tiga level yang terkait dengan status siaga Waduk Gajahmungkur Wonogiri. Pertama, elevasi (ketinggian duga muka air) level siaga hijau, yakni +135,3 Meter (M) sampai denganĀ + 136 M. Kedua, siaga kuning pada elevasi +136 M sampai dengan +137,2 M. Ketiga, siaga merah berada di atas + 137,2 M.

Dengan kondisi curah hujan yang terjadi saat ini, dan adanya potensi terjadi kenaikan elevasi, maka dilakukan pengaturan pelepasan air melalui spillway. Ini dilakukan dalam rangka pengendalian banjir dan menjaga keamanan bendungan.

Masyarakat Hilir

Berkaitan itu, maka diperlukan upaya untuk mengendalikan elevasi pada ketinggian +135,8 M. Ini sebagaimana direkomendasikan atas hasil kajian perubahan Control Water Level Waduk Wonogiri oleh Pusat Kajian LKFT Fakultas Teknik UGM Yogyakarta.

 

blank
Dari atas Jembatan Jenggrik, seorang pesepeda ontel, melihat air Waduk Gajahmungkur Wonogiri yang dilepas dari spillway.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, Bambang Haryanto, Kamis (11/2), menyatakan, informasi pembukaan pintu pelimpas Waduk Gajahmungkur Wonogiri, perlu disebarluaskan kepada masyarakat di hilir. Karena ternyata berdampak memunculkan banjir.

Baca Juga:
Menyikapi adanya banjir karena luapan air pelepasan Waduk Gajahmungkur Wonogiri, Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri Bambang Haryanto, berupaya mengkoordinasikannya dengan pihak Perum Jasa Tirta. Sebagai pengelola Waduk Gajahmungkur, Jasa Tirta, diminta untuk mengurangi debit pelepasan air, agar tidak berdampak menimbulkan banjir.

Bambang Pur