SEMARANG (SUARABARU.ID) – Januari merupakan bulan kesadaran kesehatan serviks. Serviks adalah organ penting dalam sistem reporduksi wanita, keberadaannya menghubungkan antara rahim dan vagina. Serviks mempunyai peran dalam menjaga rahim tetap tertutup dan menjaga janin tetap berada di dalam rahim selama kehamilan. Sebagaimana kita tahu bahwa serviks dapat diserang oleh virus paling ganas yang dapat menyebabkan kanker yaitu Virus Human Papiloma (HPV).
Kanker serviks merupakan salah satu penyebab utama kematian wanita di seluruh dunia. kematian akibat kanker serviks dapat terus meningkat apabila tidak dilakukan tindakan pencegahan dan penatalaksanaan yang tepat. Pencegahan paling tepat untuk kanker serviks adalah dengan melakukan skrining dini dengan cara pap smear, IVA, pembesaran IVA dengan gineskopi, kolkoskopi, servikografi, dan tes HPV.
Namun dengan kondisi Indonesia sebagai negara berkembang pemeriksaan yang paling sesuai adalah IVA karena tekniknya mudah dan sederhana, biayanya murah, tingkat sensitifitasnya tinggi, cepat serta cukup akurat untuk menemukan kelainan pada tahap kelainan sel atau pra kanker.
Skrining dini adanya kanker serviks ini dapat dilakukan oleh perempuan yang telah aktif melakukan hubungan seksual terutama pada usia 30-50 tahun. Pemeriksaan dapat dilakukan minimal 5 tahun sekali. Terlambatnya skrining dini kanker serviks menjadi salah satu penyebab berkembangnya kanker serviks karena mereka yang terdiagnosis kanker melakukan pemeriksaan saat sudah timbul gejala. Hal itu berarti kanker sudah berada pada stadium lanjut. Kanker serviks pada stadium awal dapat muncul tanpa gejala apa pun.
Gejala yang dapat muncul pada kanker serviks stadium lanjut adalah adanya bercak atau perdarahan setelah hubungan seksual, perdarahan diluar masa haid, perdarahan pada masa menopause, mengalami haid yang panjang, dapat muncul keluhan nyeri panggul atau perut bagian bawah. Jangan menunggu ada keluhan tersebut, lakukan lah skrining jika telah aktif melakukan hubungan seksual. Pemeriksaan dapat dilakukan lebih sering pada mereka yang memiliki resiko tinggi yaitu jika ada riwayat kanker pada keluarga, memiliki kekebalan tubuh yang lemah, dan terdapat prakanker pada skirining sebelumnya.
Hasil penelitian tentang keikutsertaan wanita usia subur dalam skrining kanker serviks metode IVA didapatkan bahwa wanita usia subur yang tidak mendapatkan dukungan keluarga memiliki risiko 46,9 kali tidak melakukan pemeriksaan IVA dibandingkan dengan wanita yang memiliki dukungan keluarga. Hal ini menunjukkan pentingnya dukungan keluarga dalam mendukung seorang perempuan menjaga kesehatan reproduksinya sejak dini dengan cara melakukan skrining kanker serviks. Sebelum seseorang mencari pelayanan kesehatan profesional biasanya mereka akan mencari nasihat dari orang terdekat seperti keluarga.
Ingatlah bahwa kanker serviks stadium awal tidak menunjukkan gejala, lakukan lah skrining untuk menjaga kesehatan reproduksi. Mengganasnya kanker serviks berawal dari keterlambatan skrining kanker tersebut. Konsultasikan dengan bidan kesayanganmu kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan. Skrining dapat dilakukan di Puskesmas, Laboratorium maupun Klinik Kesehatan Ibu.
Pandemi tidak menjadi penghalang kita untuk tetap memperhatikan kesehatan reproduksi. Jika tidak mengalami gejala Covid-19, lakukan skrining kanker serviks dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, pakai masker, cuci tangan, jaga jarak, dan jangan menyentuh wajah. Sayangi dirimu, lakukan skrining rutin sejak dini.