Petugas tengah melakukan penyemprotan disinfektan sebuah kamar hotel Kencana, yang akan dijadikan tempat isolasi terpusat. Foto : hana eswe.

GROBOGAN (SUARABARU) – Angka Covid-19 kembali tinggi di wilayah Kabupaten Grobogan. Karena itu, wilayah Kabupaten Grobogan kembali menyandang zona merah, yang sebelumnya sempat berada dalam zona aman.

Sepekan terakhir, angka penyebaran covid-19 meningkat tajam. Dari data Dinas Kesehatan Grobogan, secara komulatif, terdapat 1.146 kasus pada Senin (14/12/2020).

Dari data tersebut, sebanyak 308 pasien melakukan isolasi mandiri sebab tidak memiliki gejala. Lalu, 37 orang mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan. Meski demikian, ada 691 orang yang sembuh dan 110 lainnya meninggal dunia.

Pemerintah Kabupaten Grobogan melalui Tim Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Grobogan telah menyiapkan tempat isolasi terpusat. Hotel Kencana dijadikan tempat isolasi pasien tanpa gejala maupun bergejala ringan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Grobogan, Slamet Widodo mengatakan klaster keluarga masih menjadi penyebab tertinggi dari penyebaran covid-19. Menurutnya, klaster keluarga itu muncul karena kurangnya kedisplinan pasien yang melaksanakan isolasi mandiri.

‘’Selain kurang disiplin, kami juga mendapatkan laporan seperti rumah pasien yang sempit dan dihuni banyak keluarga. Kemudian, mereka tinggal di daerah dengan tingkat kepadatan yang tinggi. Ini mendorong kami untuk menyiapkan tempat isolasi terpusat,” kata Slamet Widodo, Senin (14/12/2020).

Dr Slamet menjelaskan, kapasitas Hotel Kencana ada 87 kamar. Selain menggunakan Hotel Kencana, beberapa ruang isolasi di sejumlah rumah sakit di Kabupaten Grobogan tetap akan dipergunakan merawat pasien.

Rencananya, tempat isolasi mandiri terpusat itu hanya dilakukan selama dua pekan kedepan. Kemungkinan, rencana tersebut juga bisa diperpanjang.

‘’Anggarannya dari BNPB Pusat, dan rencananya hanya dua pekan saja. Namun bisa diperpanjang, tergantung kondisi yang ada,” ujarnya.

Nantinya, tempat isolasi itu akan dipantau dua petugas medis. Selain itu, mereka nantinya dibantu TNI-Polri, Satpol PP dan PMI. Mereka akan berjaga secara bergilir.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Grobogan Endang Sulityoningsih menambahkan pihaknya mengusulkan anggaran dari pusat senilai Rp 1,9 miliar. Dana itu untuk biaya penginapan, logistik, dan tim yang bertugas menjaga pasien.

“Kita sudah mengirimkan surat permohonan kepada instansi terkait seperti TNI-Polri, Satpol PP dan PMI untuk menempatkan personelnya dalam penjagaan di hotel yang dipergunakan sebagai tempat isolasi terpusat. Nantinya mereka berjaga untuk tiga shift,” jelas Endang.

Hana Eswe-Wahyu