MAGELANGĀ (SUARABARU.ID) – Sebanyak 50 relawan Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang melaksanakan senam bersama di halaman kompleks balai desa setempat, kemarin. Mereka tetap menjaga kesehatan di tengah suasana bencana covid -19 yang sedang melanda dunia.
Selain senam bersama, moment berkumpul itu juga dimanfaatkan relawan untuk meningkatkan keterampilan dalam menghadapi bencana alam yang berpotensi terjadi di Desa Margoyoso.
Saat kegiatan, mereka tetap menerapkan protokol kesehatan dengan menjaga jarak, memakai masker dan menyediakan tempat cuci tangan. Senam dilangsungkan untuk menjaga imunitas relawan agar tetap bugar.
Kepala Desa Margoyoso, Kecamatan Salaman Adi Daya Perdana mengatakan, senam bersama itu dilakukan untuk menerapkan pola hidup sehat di tengah suasana pandemi. Jangan sampai, bencana covid mengurangi semangat warga dan relawan untuk berolahraga. Apalagi, senam merupakan olahraga yang murah.
“Selain senam, pada kesempatan ini juga kita gunakan untuk pelatihan, dan meningkatkan kewaspadaan menyikapi musim hujan,” ujarnya.
Kegiatan diawali berkumpul dahulu di Balaidesa Margoyoso, pembekalan materi, senam bersama kemudian terjun ke lapangan. Tidak hanya relawan laki-laki, acara juga diikuti relawan perempuan dan anggota Linmas Desa Margoyoso.
Suroso Singgih Pratomo, Pembina Relawan Desa Margoyoso menjelaskan, di masa pandemi, masyarakat tetap perlu menjaga sifat kerelawanan. Kondisi di lapangan, penanganan suspek corona seperti perawatan, isolasi mandiri, kasus kematian, minim keterlibatan dari masyarakat. Minim pula berkaitan dengan pemahaman masyarakat tentang covid 19.
“Acara ini digelar berangkat dari keprihatinan saat berlangsungnya proses pemakaman warga meninggal dunia di tengah wabah covid 19,” katanya.
Ia berharap, acara itu meningkatkan kembali semangat kerelawanan, masyarakat bisa bersama- sama menghadapi wabah Corona. Tidak hanya para petugas medis semata, tetapi penanganan covid bersama-sama dengan masyarakat dan relawan yang ada di Desa Margoyoso.
“Di tengah pandemi, kita juga tidak boleh lalai dalam melihat potensi bencana lain. Seperti bencana tanah longsor, dan bencana yang lain,” katanya.
Secara geografis Desa Margoyoso yang terdiri dari enam dusun, terletak di kawasan perbukitan. Rumah – rumah penduduk berada di dekat perbukitan dan rawan terhadap tanah longsor.
Selain tanah longsor, Desa Margoyoso berada di jalur provinsi, jalan Magelang – Purworejo yang merupakan turunan tajam, rawan kecelakaan lalu lintas.
“Berangkat dari itu, selain meningkatkan kewaspadaan bencana tanah longsor, kita juga memperkenalkan cara penanganan bencana kecelakaan dengan menghadirkan relawan dari Indonesia Offroad Federation (IOF)dan Taft Diesel Indonesia (TDI) Magelang Raya,” urainya.
Relawan dibekali ilmu tentang cara penanganan bencana kecelakaan yang harus menggunakan peralatan-peralatan modern. Seperti shackle, strap, damper, snatch block, dan tree strap. IOF dan TDI Magelang Raya membagikan ilmunya kepada para relawan bila suatu saat terjadi bencana kecelakaan agar tahu persis tentang cara penggunaan alatnya.
“Kita siap bila suatu saat diminta bantu untuk menolong mobil yang kecelakaan dan harus ditarik menggunakan mobil offroad,” kata Pentolan IOF Pusat, Ki Lurah Offroad M Harjanto, saat menyampaikan materinya.
Tidak hanya relawan kebencanaan, anggota IOF juga memiliki sifat kerelawanan yang tinggi. Tidak jarang diminta tolong masyarakat untuk penanganan kecelakaan lalu lintas, mobil terperosok, dan lainnya. Untuk meminta bantuan dari IOF, yang terpenting adalah komunikasi dan menyampaikan kondisi di lokasi bencana.
“Saya biasa diminta bantu setiap saat untuk menarik mobil yang terperosok. Karena saya sudah komitmen untuk diri saya sendiri yaitu untuk bermanfaat kepada orang banyak,” jelasnya.
Eko Priyono-trs