SURAKARTA (SUARABARU.ID) – Pandemi Covid-19 ternyata mumunculkan dampak terhadap kelancaran pembayaran uang kuliah dan pembangunan di lingkungan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS).
Terbukti sekitar 10 persen mahasiswa UMS mengajukan permohonan keringanan permbayaran SPP ataupun uang pembangunan.
“Mereka yang mengajukan permohonan keringanan berasal dari seluruh strata mulai S 1 hingga program doktor” kata Rektor UMS Prof Dr Sofyan Anif Msi di sela sela pelaksanaan launching penerimaan mahasiswa baru (PMB) tahun akademik 2021/2022 di kampus setempat, Selasa (1/12).
Prof Sofyan Anif didampingi Ketua Panitya PMB UMS Dr Triyono dan wakilnya Jumadi Ph.D serta Sekertaris Rektor Dr Annam Sutopo lebih lanjut mengatakan, atas permintaan yang muncul pihaknya segera melakukan penelusuran dan memita pengusul untuk menyertakan bukti yang dimiliki.
Karena bisa saja mahasiswa bersangkutan orang tuanya tejkena PHK ataupun usahanya terdampak berlangsungnya pandemic Covid 19.
Bila bukti yang diunjukkan memenuhi syarat, kepada pihak bersangkutan diberi dispensasi berupa penundaan pembayaran SPP ataupun uang pembangunan. Bahkan ada diantara mereka yang mendapatkan pembebsan SPP untuk satu semester. Diakui Jumlah yang mengajukan keringan berkisar 10 persen dari total mahasiswa UMS sebanyak 30.000 orang.
Menyinggung telah dimulainya penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2021/2022 melalui proses e-seleksi dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada lulusan SLTA tahun akademik 2019/ 2020 serta mereka yang lulus setahun sebelumnya. PMB berlangsung hingga 28 Agustus 2021. Sedangkan mengenai besaran biaya, pihak UMS menaikkan 2,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kenaikan pembayaran kali ini, persentasenya lebuih kecil dibandingkan sebvelumnya. Biasanya setiap tahun kami menaikan besaran SPP sebesar lima persen,” terangnya sembari menambahkan jumlah mahasiswa baru yang diterima tahun akademikl 2021/2022 sebanyak 8.500 orang.
Masih dalam kesempatan sama Ketua Panitya PMB UMS Dr Triyono mengemukakan, untuk penerimaan mahasiswa baru pihaknya telah mernyiapkan dua basis strategi yakni melalui e seleksi dan atau One Day Service (ODS) reguler.
Saat ini terkait masih berlangsungnya pandemi Covid -19, diterapkan melalui e seleksi. Bila bulan Januari 2021 kondisi berubah membaik, pihaknya menerapkan ODS. PMB e seleksi menerapkan basis rapor dan prestasi calon serta status akreditasi asal sekolah.
“Sejak dibukannya jalur e seleksi, tercatat sudah 32 lulusan SLTA mendaftarkan diri. Diyakni jumlahnya akan semakin meningkaty dari waktu ke waktu,” Jelasnya
Bagus Adji