blank
BERLUBANG-LUBANG : Jalan Blora-Randublatung pada ruas aspal hotmix mengalami kerusakan berlubang-lubang, dan bergelombang. Foto : Wahono/

BLORA – Kondisi kerusakan jalan kabupaten Blora-Randublatung semakin memprihatinkan, berlubang-lubang, dan bergelombang. Jika hujan turun, akan menjadi licin, dan terdapat banyak kubangan air.

Meski rusak serius, terutama pada fisik ruas jalan aspal hotmix (lama), Pemkab Blora belum bisa memperbaiki secara utuh, baru bertahap pada ruas Kalisari-Wulung.

Pantauan di jalan Blora-Randublatung, Jumat (22/2), melihat tingkat kerusakan jalan nyaris merata di banyak titik, kondisi paling parah di kawasan hutan jati.

Tidak hanya bolong-bolong, dan bergelombang, berm kanan-kiri jalan juga banyak yang bonyok.

Praktis, selain dikeluhkan warga, kondisi ini membahayakan lalu lintas umum, khususnya saat hujan turun.

“Kerusakannya pada jalan yang diaspal, terutama di kawasan hutan jati,” beber  Arif (47), pedagang pakaian keliling di Pasar Jati dan Randublatung, Blora.

blank

Truk Pasir

Atik (52), warga Randublatung, juga mengeluhkan rusaknya jalan kabupaten Blora-Randublatung, selain banyak lubang, dan bergelombang, dia harus ekstra hati-hati melintas saat turun hujan.

“Lubangnya banyak, pernah diurug tanah grosok, tapi tetap tidak nyaman,” ungkapnya.

Perlu diketahui, jalan kabupaten itu sebenarnya sudah dilakukan perbaikan dengan rigit pavement (tehnik perkerasan kaku/cor beton) di lima titik, dengan panjang sekitar 10 kilometer.

Namun sisanya, sekitar 18 kilometer, masih berupa aspal hotmix, dan di ruas jalan aspalh itulah kerusakan terjadi.

Menurut Sutaat, mantan Lurah Randublatung, kerusakan jalan kabupaten itu, lebih banyak disebabkan lalu lalangnya setiap hari puluhan truk bermuatan pasir hitam Bengawan Solo.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Blora, Sam Gautama Karnadjaja, mengatakan tahun anggaran 2019 akan ada perbaikan dari dana alokasi dan akhusus (DAK).

Hanya saja perbaikan atau peningkatan rigit pavement (tehnik kaku atau cor beton) jalan masih bertahap, TA 2019 sepanjang empat kilometer antara Kalisari-Wulung, dengan biaya DAK Rp 16 miliar lebih

Sam Gautama membenarkan, kerusakan jalan saat ini ada pada berkontruksi aspal hotmix lama, ruas yang berkontruksi rigit pavement tidak ada masalah.

Menurutnya, jalan Blora-Randublatung sepanjang 28 kilometer yang berkontruksi rigit pavement di lima titik atau sekitar 10 kilometer, dan akan terus disambung  agar lebih kokoh, dan tidak cepat rusak.

“Agar tidak membahayakan lalu lintas, nanti yang lubang-lubang akan diurug dulu,” jelas DPUPR, Sam Gautama Karnadjaja. (suarabaru.id/Wahono).

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini