blank
Asisten III Setda Kudus Mas'ut menceritakan sakitnya terpapar Covid-19. foto:Suarabaru.id

KUDUS (SUARABARU.ID) – Asisten III Setda Kudus Mas’ut sempat terpapar virus corona (Covid-19). Namun kini pejabat teras Pemkab Kudus sudah dinyakan sembuh dan bisa berdinas lagi. Dia pun membagikan ceritanya saat masih berjuang melawan virus asal Wuhan, China, tersebut.

Mas’ut mengatakan, saat ini dirinya sudah semakin membaik setelah dinyatakan sembuh oleh dokter. Menurut dia, sebelum terpapar corona, dirinya memiliki segudang kesibukan terkait pekerjaannya di lingkungan Pemkab Kudus.

“Alhamdulillah, kini sudah pulih. Bahkan berat badan yang sempat turun, kini mulai naik lagi,”kata Mas’ut, yang ditemui di sela-sela aktifitasnya di Setda Kudus Jumat (6/11).

Mas’ut menceritakan, dirinya tertular Covid-19 dari isterinya yang merupakan tenaga medis di laboratorium PCR RSUD dr Loekmonohadi Kudus. Begitu isterinya dinyatakan positif, Mas’ut pun harus menjalani uji swab dan akhirnya dinyatakan ikut tertular.

Semenjak itu, Mas’ut harus melakoni isolasi mandiri di kediamannya. Dia dan isterinya yang sudah dinyatakan positif memilih tinggal di lantai bawah rumahnya, sementara anak-anaknya yang ternyata tidak ikut tertular tinggal secara terpisah di lantai atas atas.

“Tiga hari pertama saat dinyatakan positif, saya belum merasakan gejala apa-apa,”ungkapnya.

Namun, memasuki hari keempat, kata Mas’ut, penderitaan itu mulai dirasakan. Yang pertama kali dirasakan adalah suhu tubuhnya naik dengan disertai demam dan mual.

Akibat kondisi tersebut, Mas’ut mengaku nafsu makannya hilang begitu saja. Semua makanan kala itu disebut hanya memiliki dua rasa yakni pahit dan asin.

“Yang jelas, badan terasa tidak enak semua. Setiap malam saya tidak bisa tidur akibat rasa sakit disertai kecemasan yang amat sangat,”ujarnya.

Rasa cemas semakin membuncah ketika dirinya masih dinyatakan positif sementara sang isteri ternyata sudah dinyatakan sembuh pada hari ke 14. Hal itu sempat membuat Mas’ut terus dibayangi ketakutan.

Namun, dukungan dari keluarga dan rekan-rekannya yang pada akhirnya mampu mengangkat semangat Mas’ut untuk terus berjuang lepas dari Covid-19. Dirinya terus berupaya semaksimal mungkin untuk membuat tubuhnya kembali terbebas dari virus yang ditakuti di dunia tersebut.

“Meski mulut terasa pahit, saya tetap memaksa untuk mengkonsumsi makanan sehat dan buah-buahan. Selain itu, suplemen vitamin juga menjadi pendukung untuk memulihkan kondisi,”tandasnya.

Kekuatan Doa

Selain itu, kata Mas’ut, kondisi psikis juga sangat berpengaruh terhadap kesembuhannya. Menurutnya, dukungan dari sahabat dan rekan-rekannya cukup memacu semangatnya untuk segera pulih kembali.

“Teman-teman banyak yang mendukung. Ada yang mengirim makanan, dan terus memberi semangat,”katanya.

Dan yang terpenting, kata Mas’ut adalah upaya spiritual dengan terus mendekatkan diri kepada Tuhan. Menurutnya, kekuatan doa adalah bagian terpenting dari seluruh usahanya kembali sembuh.

“Setiap malam saya tahajud dan berdoa sungguh-sungguh bisa lepas dari penyakit ini. Dan kekuatan doa ini benar-benar saya rasakan sebagai obat yang paling mujarab,”tuturnya.

Kini, kata Mas’ut, kondisi tubuhnya sudah segar kembali dan bisa membawanya beraktifitas seperti semula. Namun demikian, Mas’ut berpesan kepada semua masyarakat untuk tidak meremehkan pandemi Covid-19 ini.

“Wes.. pokoke ojo ketemu-ketemu maneh penyakit iki..(Sudah..pokoknya jangan sampai ketemu lagi dengan penyakit ini,”ujarnya.

Selain itu, kata Mas’ut, dirinya juga berpesan pada masyarakat untuk terus disiplin mematuhi anjuran pemerintah dengan menjalankan protokol kesehatan. “Kuncinya, masker jangan sampai lepas saat berinteraksi dengan orang lain,”kata Mas’ut sambil menunjukkan masker yang digunakannya.

Tm-Ab