BLORA – Masalah pernikahan dini di Blora masih sangat tinggi. Untuk itu, Bupati Blora H. Djoko Nurgoho, minta dukungan para pihak, khususnya toga dan tomas bisa membantu menekan nikah dini tersebut.
Diakuinya, nikah dini berdampak pada kasus perceraiaan, maka Bupati mengajak masyarakat bisa merencanakan pernikahannya secara matang, demi menghasilkan geberasi yang berkualitas.
“Mari bantu memberi pengertian soal pernikahan dini, kita ajak warga agar lebih matang dalam merencanakan pernikahan,” tandasnya, Rabu (13/2).
Bupati Blora membeber masalah pernikahan saat membuka orientasi KKBPK yang dilaksanakan oleh Dinas Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berancana (Dalduk KB) setempat.
Kegiatan Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK), kali ini pesertanya khusus para tokoh agama (toga) dan tokoh masyarakat (tomas) di kabupaten penghasil kayu jati.
Orientasi digelar di pendapa kabupaten, dibuka Bupati Djoko Nugroho, dihadiri perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah, dr. Ratih Dewanti Sari.
Sejahtera
Ajakan Bupati kepada para toga dan tomas tersebut (nikah dini, Red), tujuannya agar memperoleh keluarga yang sehat, bahagia, dan sejahtera
Menurutnya, tantangan hidup kedepan memang semakin berat, selain kuantitas, juga diperlukan kualitas yang baik dan terencanakan.
“Demi masa depan terbaik, saya berharap masyarakat merencanakan pernikahan sebaik mungkin, demi menghasilkan generasi berkualitas,” kata Bupati Blora.
Terpisah Kepala Dinas Dalduk KB Kabupaten Blora, H. Winarno, menjelaskan kegiatan orientasi kali ini bertemakan “membangun komitmen bersama toga-tomas dalam menyukseskan program KKBPK.
Tujuan dari orientasi ini, untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman tentang program KKBPK bagi tokoh agama dan tokoh masyarakat di Blora. (suarabaru.id/Wahono)