Oleh
Slamet Faizi, SPd MPd
Evaluasi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) tingkat SD di Wonosobo selama pandemi Covid-19 sudah beberapa kali dilakukan. Baik PJJ daring maupun luring.
Evaluasi pertama dilakukan bulan Juni 2020 dapat disebut sebagai PJJ Jilid I, aspek-aspek yang dievaluasi antara lain peserta didik, pendidik, kepala sekolah, pengawas dan wali murid.
Komponen dan indikator evaluasi dengan teknik dan instrumen yang terstandar, meliputi seperti berikut:
Pertama, peserta didik apakah memiliki sarana PJJ, keikutsertaan dalam PJJ (kehadiran, memiliki bukti hasil PJJ (karya siswa) atau tidak, karya peserta didik dikirim ke guru, moda yang digunakan daring/online dan moda yang digunakan luring/offline
Kedua, pendidik apakah sudah memiliki program pembelajaran tingkat kelas, memiliki Sarana PJJ, daftar peserta didik yang mengikuti PJJ dan memiliki jadwal pelaksanaan PJJ.
Selain itu, apakah guru memiliki dokumen karya peserta didik hasil PJJ, adakah laporan pendidik kepada Kepala Sekolah dan
memiliki program evaluasi PJJ atau belum.
Ketiga, kepala sekolah apakah memiliki program perencanaan PJJ tingkat sekolah, sekolah menganggarkan PJJ atau tidak, memiliki sarana PJJ lengkap dan
apakah kepala sekolah memilik instrumen monitoring PJJ atau belum
Apakah kepala sekolah juga telah memiliki program evaluasi apa tidak, melaksanakan evaluasi keterlaksanaan PJJ, melaksanakan tindak lanjut dari hasil evaluasi dan adakah dokumen supervisi dari pengawas
Peran Orang Tua
Keempat, wali murid sejauh mana pendampingan PJJ dirumah berjalan maksimal, keaktifan wali peserta didik untuk konsultasi ke pendidik, tergabung dalam paguyuban wali peserta didik dan jangkauan pendukung PJJ.
Pada evaluasi PJJ tahap I/PJJ Jilid I terdapat 30 persen peserta didik SD melaksanakan PJJ daring /online dan 70 persen menggunakan luring offline, moda dan teknis PJJ online memanfaatkan aplikasi Whatsapp dan aplikasi-aplikasi lainnya termasuk dalam pengumpulan tugas-tugasnya.
Ketika kasus Covid-19 melandai bahkan zero Covid di wilayah Wonosobo pada awal tahun pelajaran 2020/2021 pertengahan bulan Juli 2020 kegiatan PJJ di SD banyak dilakukan dengan home visit/kunjungan rumah oleh guru ke peserta didik.
Namun begitu kasus Covid-19 meningkat di gelombang kedua maka kegiatan home visit dihentikan, pembelajaran dilakukan dengan PJJ online dan PJJ offline dengan cara pemberian tugas kepada peserta didik lewat whatsapp, kurir dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.
Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan PJJ daring seperti kurangnya interaksi personal antara pendidik dengan peserta didik, ketersediaan perangkat dan ketercukupan pulsa/paket data.
Ada juga kecenderungan peserta didik lebih lama menggunakan gadget yang kadang tidak hanya digunakan untuk belajar dan mengerjakan tugas-tugas dari sekolah tetapi digunakan juga untuk ngegame, dan lain- lain.
Untuk itu pendampingan wali murid dan komunikasi antara pendidik dan wali murid menjadi sangat penting agar proses PJJ bisa berjalan dengan baik.
Pada evaluasi PJJ tahap II/ PJJ Jilid II yang dilakukan bulan September 2020 berhasil ditemukan sebagian besar SD beralih dari moda offline/luring ke moda online/daring guna mengurangi interaksi/ pertemuan langsung antara guru dengan peserta didik, sehingga diharapkan mengurangi resiko penularan Covid-19.
Namun demikian banyak dijumpai kekurangan dalam pelaksanaanya sehingga solusinya kita bantu dengan moda offline dengan menggunakan siaran Radio Pendidikan bekerja sama dengan Polres Wonosobo lewat radio Noto’s FM Unsiq Jateng di Wonosobo.
Perlu Evaluasi
Program ini disebut sebagai SINDO PRESTASI- mengukir prestasi dimasa pandemi, kegiatan tersebut sampai saat ini masih berjalan dan sedikit mengatasi persoalan, setidak- tidaknya memberi variasi ditengah-tengah kebosanan peserta didik dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.
Pada bulan Oktober ini Disdikpora Wonosobo juga akan meluncurkan video pembelajaran yang diunggah di chanel youtube Disdikpora sebagai salah satu program yang dilakukan bersamaan dengan kebijakan pemerintah memberi paket data kepada peserta didik.
Ada fenomena pendidik menuntut peserta didik untuk harus sempurna mengikuti PJJ daring sementara banyak kendala teknis/psikis di peserta didik dan wali peserta didik di masa pandemi Covid-19 ini.
Untuk mengatasi hal itu memang perlu ada evaluasi/tinjauan di lapangan/sekolah dan home visit ke rumah peserta didik untuk bisa menggali persoalan yang ada dan dicari solusi yang tepat.
Dalam kondisi darurat ini sekolah dapat menggunakan kurikulum darurat, ketercapaian kurikulum tidak diprioritaskan, pendidik juga tidak boleh memaksa peserta didik untuk menggunakan cara-cara tertentu.
Pola PJJ harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, misalnya di daerah yang miskin sinyal tidak boleh dipaksakan online dan seterusnya.
Home visit sebetulnya sudah dilakukan secara itensif dan terencana namun karena meningkatnya kasus Covid-19 maka home visit diberhetikan dengan pertimbangan untuk pencegahan/penularan Covid-19.
Guna menggali persoalan yang dihadapi peserta didik/wali peserta didik maka digunakanlah komunikasi online atau komunikasi-komunikasi lainya yang lebih aman.
Media masa diharapkan bisa membantu dan menjembatani berbagai macam kendala PJJ yang dialami oleh pendidik, peserta didik sera wali peserta didik dan masyarakat.
Slamet Faizi, S.Pd.,M.Pd.
Kabid Pengembangan Kurikulum dan Pengendalian Mutu
Dinas Dikpora Kabupaten Wonosobo