blank
Presiden Amerika Serikat Donald Trump memberi penghormatan terakhir kepada jenazah prajurit militer AS yang tewas akibat kecelakaan helikopter di Afghanistan, Pangkalan Militer Dover, Delaware, Amerika Serikat (21/11/2019). Antara

WASHINGTON (SUARABARU.ID) – Amerika Serikat akan mengurangi pasukan di Afghanistan hingga menjadi 2.500 personel pada awal tahun depan, penasihat keamanan nasional Robert O’Brien mengatakan pada Rabu (7/10).

Ia menyampaikan keterangan lebih rinci mengenai waktu dan cakupan penarikan tentara dari perang terpanjang Amerika itu.

Satu kesepakatan bersejarah antara AS dan Taliban pada Februari mengatakan bahwa pasukan asing akan meninggalkan Afghanistan pada Mei 2921 dengan imbalan jaminan menentang terorisme dari Taliban.

Taliban sudah sepakat untuk merundingkan gencatan senjata permanen dan rumusan pembagian kekuasaan dengan pemerintah Afghanistan.

Presiden Donald Trump dan para pejabat lain mengatakan bahwa AS akan mengurangi antara 4.000 dan 5.000 anggota pasukan di Afghanistan sekitar November.

Di samping itu, para pejabat mengatakan bahwa pengurangan akan bergantung pada keadaan di Afghanistan.

“Saat Presiden Trump berkuasa, ada lebih dari 10.000 tentara Amerika di Afghanistan. Saat ini ada di bawah 5.000 dan itu akan tinggal 2.500 pada awal tahun depan.” kata O’Brien pada satu kegiatan di Universitas Nevada, Las Vegas.

Rencana Gedung Putih untuk pengurangan itu akan hampir pasti jadi pokok pembicaraan untuk ditinjau ulang andaikan Trump kalah dalam upayanya untuk terpilih kembali pada pemilihan presiden November.

Taliban dan para perunding yang didukung pemerintah Afghanistan sepakat atas dasar aturan yang longgar untuk mematangkan pembicaraan damai di antara kubu-kubu di negara itu, sekalipun perbedaan utama di antara dua pihak yang bertikai masih ada, kata tiga sumber resmi kepada Reuters pada Selasa (6/10).

Gencatan senjata merupakan prioritas tertinggi bagi para pejabat Afghanistan dan para diplomat barat yang memfasilitasi pembicaraan ini.

Saat perundingan itu berlangsung di Doha, ibu kota Qatar, banyak tentara Afghanistan dan pejuang Taliban terbunuh dalam sejumlah bentrokan. Belasan warga sipil juga meninggal dalam pekan-pekan ini.

“Akhirnya, rakyat Afghanistan sendiri harus sanggup mencapai satu persetujuan, satu kesepakatan perdamaian….Ini akan menjadi kemajuan yang lamban, ini akan jadi kemajuan yang sulit, tapi kami pikir ini langkah yang perlu, menurut kami warga Amerika harus pulang,” kata O’Brien.

Sekitar 2.400 warga AS yang berdinas di angkatan bersenjata terbunuh dalam konflik di Afghanistan dan ribuan lagi terluka.

Rabu juga menandai 19 tahun sejak AS menyerbu Afghanistan untuk menggulingkan para penguasa Taliban yang melindungi para militan Al Qaida yang menyerang AS.

Ant/Muha