WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Dalam rangka meningkatkan mitigasi bencana berbasis masyarakat, Kementerian Sosial RI membentuk Kampung Siaga Bencana (KSB) di Wonosobo.
KSB dibentuk di wilayah rawan bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi resiko terhadap bencana sebelum relawan bencana datang ke lokasi yang terdampak bencana.
Bupati Wonosobo Eko Purnomo, Kamis (1/10), mengukuhkan KSB Amrih Rahayu Desa Besuki Wadaslintang, sebanyak 60 orang. Desa tersebut merupakan desa ke-2 l Kampung Siaga Bencana di Wonosobo, setelah Desa Serang Kejajar pada 2018 lalu.
“Wonosobo termasuk wilayah yang rawan bencana. Sehingga diperlukan penanganan bencana yang cepat, tepat, terencana, terkoordinasi, bersinergi dan terpadu. Karena hal itu merupakan syarat mutlak bagi keberhasilan, keberlangsungan dan kemandirian di bidang penanggulangan bencana,” katanya.
Menurut Eko, salah satu bentuk atau model sinergitas, berupa KSB ini, telah dikembangkan oleh Pemkab Wonosobo, melalui Kementerian Sosial RI, yang dilaksanakan oleh Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dinsos PMD) Wonosobo.
“KSB ini merupakan upaya pemberdayaan komunitas atau masyarakat di daerah rawan bencana, untuk merencanakan serta memanfatkan sumber daya lokal, dan menerapkan prinsip pengurangan resiko bencana,” tuturnya.
Program Unggulan
Pihaknya mengajak, kepada seluruh Desa dan Kelurahan di wilayah Wonosobo, yang memiliki resiko rawan bencana, untuk dapat segera membentuk KSB, agar jika terjadi bencana bisa segera diatasi.
“Saya harapkan kader KSB yang telah terbentuk, untuk benar-benar melaksanakan tugasnya di masa pandemi sekarang ini, dengan disiplin menerapkan dan menegakkan protokol kesehatan, dimana pun dan kapan pun,” serunya.
Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Kementerian Sosial RI yang di wakili oleh Kasubdit Kesiapsiagaan dan Mitigasi Iyan Kusmadiana, menjelaskan pembentukan KSB ini merupakan program unggulan Kemensos RI, yang pada kesempatan kali ini merupakan pembentukan ke 773 di Indonesia.
“Angka ini memang masih kurang. Karena di Indonesia sendiri menurut data dari BNPB ada kurang lebih 48 ribu Desa/Kelurahan masuk dalam kategori yang rawan bencana, sehingga hal ini akan terus kita pacu,” ungkapnya.
Inti program pembentukan KSB yang sudah dirilis di 2010 lalu ini, yaitu diisiapkan untuk menyiapkan masyarakat menghadapi situasi bencana sebelum bantuan dari luar datang. Serta merupakan peran serta masyarakat untuk menghadapi bencana yang mungkin terjadi.
Iyan menambahkan para anggota KSB Desa Besuki tersebut telah dilatih selama 3 hari. Dengan berbagai materi dan pelatihan sehingga mereka saat ini telah memiliki bekal dan peta bencana, sebagai acuan tindakan apa yang akan dilakukan jika terjadi becana di wilayahnya.
Muharno Zarka-Wahyu