JEPARA (SUARABARU)- Mahasiswa Universitas PGRI Semarang melakukan kegiatan Kuliah Kerja Nyata di desa Banjaragung, Kabupaten Jepara. Kegiatan dengan nama KKN-Tematik Covid 19 Literasi dan Numerasi ini merupakan aktualisasi kolaborasi dari Ditjen Dikti Kemendikbud bersama Badan Penanggulangan Bencana (BNPB), Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Rektor Perguruan Tinggi khususnya Rektor Universitas PGRI Semarang, serta Pemangku Kepentingan terkait (hingga tingkat daerah).
Kegiatan KKN ini merupakan wujud dari pengabdian mahasiswa terhadap masyarakat. Ketika ditemui oleh suarabaru.id, salah satu mahasiswa UPGRIS Fika Firmaningsih mengatakan, KKN yang biasanya dikerjakan dengan team terpaksa harus dilaksanakan individu di daerahnya masing-masing karena mencegah meningkatnya penularan Covid 19.
KKN-T Covid 19 Literasi Numerasi ini dilaksanakan selama satu bulan. Hal ini dimanfaatkan oleh Fika untuk memberikan edukasi-edukasi mengenai Covid 19. Salah satu program kerja dari kegiatan yang dilakukan Fika adalah Sosialisasi dan pembimbingan secara langsung maupun online dalam menerapkan Pola Hidup Sehat. “Untuk beradaptasi dengan kebiasaan baru mari kita awali dengan menerapkan pola hidup sehat, dengan badan dan jiwa yang sehat maka daya tahan tubuh kita akan kuat lawan Covid 19”, terang Fika.
Dalam kegiatan ini Fika mengajak adik adik Desa Banjaragung untuk berolahraga senam dan berjemur untuk mengaktifkan sel sel yang ada di tubuh mereka karena dilihat dari seringnya adik-adik hanya bermain dengan Handphone mereka saja di rumah. Selain mengajak berolahraga senam Fika juga memberikan edukasi edukasi mengenai Covid 19 dari mulai apa itu Covid 19, cara penularan, cara pencegahan, dan ABK (Adaptasi Kebiasaan Baru) yaitu New Normal.
“Dengan adanya Mahasiswa KKN-T Covid 19 ini dapat membantu saya dalam melakukan bimbingan belajar maupun memberikan arahan kepada anak saya untuk menerapkan pola hidup sehat, karena anak anak paling susah jika di suruh berolahraga dan belajar karena sudah terbiasa di rumah dengan HP mereka”, terang seorang Ibu dari salah satu anak yang mengikuti kegiatan.
Hadepe / ua