TEMANGGUNG(SUARABARU.ID)- Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung menyiapkan pembelajaran tatap muka di 434 sekolah dasar (SD) dan 76 sekolah menengah pertama (SMP).
“Sebelum dilaksanakan pembelajaran tatap muka langsung dengan siswa, pihaknya mewajibkan kepada semua satuan pendidikan untuk melakukan simulasi dengan protokol kesehatan pencegahan penyebaran covid-19,” kata kata Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Temanggung, Suyono.
Suyono mengatakan, sebelumnuya dua sekolah di Temanggung yakni SMAN 1 Parakan dan SMKN 1 Temanggung sudah melakukan ujicoba pembelajaran tatap muka, setelah Gubernur Jateng memberikan izin untuk melaksanakan ujicoba pembelajaran tatap muka.
Dan kedua sekolah tersebut akan mulai melaksanakan pembelajaran tatap muka pada 7 September besok.
Menurutnya, ujicoba pembelajaran tatap muka untuk siswa SD dan SMP di Temanggung tersebut akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini , setelah mendapatkan izin dari bupati.
“Sekarang kami sudah mulai mempersiapkan uji coba pembelajaran tatap muka untuk SD dan SMP,” katanya.
Suyono menambahkan, untuk persiapan ujicoba tersebut, sebelumnya pihaknya mlakukan, survei terhadap SD dan SMP di Kabupaten Temanggung. Survei tersebut dilakukan untuk mengetahui kesiapan dan persiapan dari satuan pendidikan untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.
Dari survei yang dilakukan di 434 SD negeri dan swasta, sebanyak 91 persen setuju dan sembilan persen belum setuju atau belum mengizinkan siswa mengikuti pembelajaran tatap muka.
Kemudian untuk tingkat SMP, dari 76 SMP negeri dan swasta, sebanyak 85 persen setuju, abstain 5 persen dan 10 persen belum menyetujui atau masih meragukan siswanya mengikuti pembelajaran tatap muka.
Selain itu, pihaknya juga melakukan survey di madrasan ibtidaiyah (MI) dan madrasah tsanawiyah (MTs) sebanyak 95,45 persen setuju dan 4,55 persen belum setuju.
“Syarat dalam pembelajaran tatap muka antara lain zona hijau dan zona kuning, mendapat izin pemerintah daerah dan mendapat izin orang tua peserta didik,” katanya.
Dalam penerapan simulasi tersebut pihaknya meminta satuan pendidikan tidak boleh melibatkan langsung siswa, melainkan dilakukan oleh guru dan tenaga kependidikan di lingkungan satuan pendidikan.
Adapun dalam simulasi tersebut nantinya akan diterapkan protokol kesehatan, mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, cuci tangan, jaga jarak dan protokol lainnya.
“Simulasi untuk melihat sejauh mana kesiapan pihak sekolah dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga jangan sampai sekolah menjadi klaster baru penyebaran covid-19,” katanya.
Yon