JEPARA(SUARABARU.ID) – DPRD Jepara memberikan apreasiasi terhadap pengadaan peralatan laboratorium Real Time – Polymerase Chain Reaction Covid-19 (RT-PCR) RSUD RA Kartini Jepara. Sebab dengan adanya laboratorium tersebut pemeriksaan dapat dilakukan secara cepat, hingga pencegahan penularan covid-19 dapat dilaksanakan dengan cepat pula.
Hal tersebut diungkapkan oleh Plt Ketua DPRD Jepara, Drs Junarso saat ditemui SUARABARU.ID di ruang kerjanya Selasa () 1/9-2020) siang. “Apalagi berdasarkan keterangan yang diperoleh dari DKK Provinsi Jateng, telah ada target pemeriksaan PCR yang harus dilakukan oleh Kabupaten / Kota se Jateng sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan covid-19” ujar Junarso.
Menurut Junarso, berdasarkan target dari provinsi tersebut pelaksanaan pengambilan sampel Virus Transport Media (VTM) untuk pemeriksaan PCR dilaksanakan minimal 1/ 1000 penduduk dalam waktu selama 1 minggu secara terstruktur, sistematis dan masif yang pelaksanaannya dimulai 31 Agustus 2020.
“Dengan target itu Jepara dengan penduduk 1.275.000 jiwa lebih harus melakukan test PCR mingguan sebanyak 1.200 orang atau sehari harus melakukan test sebanyak 180 orang. Karena itu pelaksanaan tracing atau kontak erat harus dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif terhadap penderita dengan suspek gejala ringan, dan kasus terkonfirmasi tanpa gejala atau dengan gelaja ringan dilakukan isolasi mandiri,” ujar Junarso, yang juga politisi dari PDI Perjuangan.
Dalam pemeriksaan test PCR tersebut fihaknya minta agar validitas data benar-benar diperhatikan, sebab ada ketentuan yang mengatur tentang jejaring laboratorium pemeriksaan covid-19.
Junarso juga mengungkapkan, jika laboratorium Real Time – Polymerase Chain Reaction Covid-19 (RT-PCR) RSUD RA Kartini Jepara telah beroperasi, diharapkan Satgas Penanganan Covid-19 Jepara segera melakukan pemeriksaan PCR secara terstruktur, sistematis dan masif.
“Sebab telah hampir 20 hari Jepara tidak melakukan pemeriksaan swab PCR karena beberapa laboratorium rujukan fasilitas kesehatan Jepara dikabarkan overload. Jika ada beberapa orang yang diumumkan terkonfirmasi dua pekan terakhir, itu kasus yang ditemukan saat pasien dirawat di rumah sakit, bukan hasil pelacakan kontak erat atau tracing dengan orang yang terkonfirmasi covid-19 ” ujar Junarso.
Menurut Junarso jika ini tidak segera dilakukan dengan cepat, maka situasi yang sangat kita takutkan bersama akan terjadi, yaitu ledakan covid-19,” ungkapnya. Apalagi angka positive rate Jepara sangat tinggi yaitu diatas 25 persen. Sedangkan angka kematiannya mencapai 7 persen lebih.
Sementara terkait dengan kemungkinan banyaknya orang yang nanti ditemukan terkonfirmasi covid-19 ia minta kepada Satgas Penanganan Covid-19 Jepara untuk memberikan pelayanan yang baik kepada mereka yang melakukan isolasi mandiri.
“Siapkan tempat karantina yang layak dengan pelayanan kesehatan yang baik termasuk bantuan keuangan yang pantas. Sebab mereka praktis selama menjalani masa karantina dan bahkan saat masa pemulihan tidak dapat bekerja,” ungkap Junarso.
Karantina terpusat ini memudahkan perawatan dan juga untuk mencegah penularan didalam keluarga dan bahkan tetangga dekat. “Dalam banyak kasus, isolasi mandiri dirumah sering kali justru menyebabkan penularan kepada anggota keluarga. Ini disebabkan kondisi rumah dan kemampuan orang untuk melakukan isolasi mandiri. Sebab syarat isolasi mandiri sangat ketat,” ujarnya.
Hadepe -ua