KEBUMEN (SUARABARU.ID) – Wakil Bupati Kebumen H Arif Sugiyanto SH mendorong para kades bersama pemerintah desa dan warga segera merealisikan program padat karya tunai desa (PKTD) guna meningkatkan dayabeli di pedesaan dan mengurangi kemiskinan.
Hal itu diungkapkan Wakil Bupati Kebumen saat melakukan penanaman kacang tanah di Desa Bocor, Kecamatan Buluspesantren, Jumat (28 /8-2020). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari program Padat Karya Tunai Desa di desa setempat.
Acara dihadiri Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dispermades) P3A Kebumen Frans Haidar, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (Distapang) Kebumen Tri Haryono, Camat Buluspesantren Budhi Suwanto, serta para kepala desa se Kecamatan Buluspesantren.
Wakil Bupati pun mengapresiasi Pemerintah Desa Bocor yang telah mengimplementasikan program tersebut.”Memang hasilnya tidak begitu banyak secara nominal. Tapi ini untuk masyarakat cukup baik dan membantu ekonomi warga,”tegas Arif Sugiyanto.
Ia berharap desa-desa lain di Kabupaten Kebumen bisa meniru Desa Bocor agar segera merealisasikan program Padat Karya Tunai Desa.”Kita berharap desa lain dapat mengikuti ini dengan memanfaatkan aset desa,”tandasnya.
Sebelumnya Kepala Dispermades P3A Frans Haidar menjelaskan, kegiatan PKTD tersebut sesuai dengan Surat Edaran Menteri Desa dengan sasaran warga terdampak Covid-9 di desa yang bersumber dari Dana Desa. Tujuannya untuk mengurangi angka kemiskinan dan meningkatkan daya beli masyarakat.
Perekrutan pekerja PKTD harus sesuai kriteria, yakni masyarakat miskin, penganggur dan setengah penganggur, serta masyarakat marjinal lainnya.”Dengan upah wajib diberikan setiap hari supaya meningkatkan daya beli masyarakat,”kata Frans Haidar.
Program itu dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk kegiatan usaha ekonomi produktif. Seperti halnya menanami lahan kosong desa dengan tanaman pangan, membersihkan tempat wisata, tempat kuliner, pasar desa, gudang desa, dan kandang ternak bersama, perdagangan logistik dan pangan, serta bagi hasil perikanan dan peternakan.
“Setiap desa berbeda-bede. Untuk di Desa Bocor sendiri dilakukan dengan menanam kacang tanah,” terang Frans Haidar.
Kacang tanah di Desa Bocor ditanam memanfaatkan sawah kering seluas 800 ubin atau 11.200 meter persegi. Adapun modal program ini sebesar Rp 3 juta dan prediksi akan mendapat keuntungan Rp 400 ribu. Sedangkan tenaga kerja yang terserap sebanyak delapan orang sehari dalam 100 ubin. Terdiri 4 laki-laki dan 4 perempuan.
Komper Wardopo