Lionel Messi/dok

BARCELONA (SUARABARU.ID) – Lionel Messi alias La Pulga (Si Kutu) sudah menyampaikan keinginan untuk meninggalkan Barcelona pada musim panas ini. Hal tersebut dimungkinkan melalui sebuah klausul. Kontrak Messi bersama Barca masih berjalan hingga Juni 2021.

Kali terakhir dia meneken perpanjangan kontrak adalah pada 25 November 2017. Pada saat perpanjangan kontrak itu, manajemen La Blaugrana sekaligus memasukkkan nilai klausul pelepasan sebesar 700 juta euro (sekitar Rp 12 triliun). Jika ada klub yang memberikan tawaran dengan nominal tersebut, Barca wajib menerima dan memberi izin tim peminat untuk bernegosiasi dengan La Pulga.

Nilai klausul pelepasan itu adalah respons Barca selepas kehilangan Neymar yang ditebus Paris Saint-Germain (PSG) dengan 222 juta euro. Sebelum revisi pada kontrak barunya, klausul pelepasan Si Kutu adalah 300 juta euro. Leo, panggilan akrab Messi, memiliki hak khusus lewat sebuah klausul.

Jika diaktifkan, dia bisa memutus kontraknya. Barca diperkirakan baru akan tergoda melepasnya dengan harga di atas 222 juta euro. Saat ini La Pulga menerima gaji kotor 99,6 juta euro per tahun (sekitar Rp 1,73 triliun).

Ada beberapa klub yang berpeluang merekrut Leo, yakni Manchester City, Inter Milan, Paris Saint-Germain, dan Manchester United. Peluang Inter lebih terbuka karena punya keuntungan lain dalam hal gaji. Aturan pajak di Italia memberikan pengecualian sebesar 50 persen pada gaji para pemain asing.

Itu sangat berbeda dari Spanyol di mana gaji Messi terpangkas 45 persen untuk pajak saja. Dengan aturan ini, Inter bisa menawarkan gaji yang lebih kecil kepada Leo lantaran potongan pajaknya juga kecil. Si Kutu telah melayangkan faksimili kepada Presiden Barca Josep Bartomeu yang isinya memohon agar kontrak kerjanya untuk dihentikan berdasar klausul nomor 24.

Seperti dikutip Marca, dia boleh mengaktifkan klausul ini kalau sudah berusia 32 tahun. Saat ini megabintang asal Argentina itu berumur 33 tahun. Kubu Messi merasa mengajukan permintaan hengkang itu sesuai ketentuan.

Gara-gara pandemi Covid-19, Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) telah menggeser periode akhir musim 2019-2020 dari Juni ke Agustus 2020. Di sisi lain, Barca tetap mengacu pada kontrak yang diteken Messi pada 2017. Menurut manajemen, “akhir musim” jatuh pada Juni.

Artinya, pihak Los Cules menilai permintaan Leo terkait klausul nomor 24 pada “akhir musim ini” sudah kedaluwarsa. Beda penafsiran soal “akhir musim” ini bisa jadi berlanjut ke jalur hukum. Kalau mau berkompromi, jalan tengahnya adalah mencari klub peminat yang siap menggelontorkan uang paling tidak 222 juta euro buat Messi seperti ketika mereka melepas Neymar.

rr