JEPARA(SUARABARU.ID) – Sekolah BUMDes UNISNU kembali melakukan pendampingan pengembangan BUMDes, Jumat 21 April 2020. Kali ini bersinergi dengan mahasiswa tim KKN UNISNU di Desa Pecangaan Kulon. Desa ini memiliki BUMDes Amanah, namun belum dapat berkembang sesuai dengan spirit kehadirannya.
“BUMDes kami masih dalam kondisi stagnan dari tahun ke tahun. Dana Rp. 60 juta yang diperoleh setiap tahun dari bengkok desa tidak pernah bertambah. Kondisi ini ditambah dengan Alokasi Dana Desa (ADD) akan mengalami degradasi karena pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan desa,” ujar Petinggi Desa Pecangaan Kulon, Muhammad Abdurrahman, S.E. Juga adanya wacana yang hanya hanya mengandalkan BUMDes sebagai sumber pemasukan,” tambahnya.
Oleh sebab itu pendampingan BUMDes oleh Sekolah BUMDes UNISNU ini diharapkan dapat mengurai problematika yang terjadi. “Harapan kami BUMDes dapat berjalan sesuai dengan tujuan pembentukannya secara utuh,” ujar Muhammad Abdurrahman. Karena itu pendampingan ini diharapkan berkesinambungan sampai mencapai target yang diinginkan oleh pengelola BUMDes Amanah.
Pendampingan oleh sekolah BuMDEs ini digawangi oleh Kelapa Sekolah BUMDes UNISNU, Dr. Ali Sofwan, S.E., M.Si, dan anggota sekolah BUMDes yang terdiri dar Santi Andriyani M.Pd., dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris , Aliva Rosdiana,S.S., M.Pd dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris, dan Subadriyah, M.Si. dari prodi Akuntansi sebagai pematerinya.
Peserta yang ikut dalam pelatihan tersebut adalah Petinggi desa Pecangaan Kulon, Muhammad Abdurrahman, S.E, Direktur BUMDes Amanah Aziz Ash Shiddiq serta 16 pengelola BUMDes dari divisi yang berbeda. Untuk divisi perikanan 3 orang, peternakan 3 orang, UMKM 4 orang, Jasa/Koperasi/Perdagangan 3 orang, dan divisi bank sampah 3 orang.
Di awal materi Kepala Sekolah BUMDesa, Ali Sofwan, menyampaikan pentingnya memahami konsep BUMDes dan mengelola BUMDes dengan memanfaatkan potensi desa yaitu sumber daya alam yang ada serta memberdayakan Sumber Daya Manusia yang ada di desa.
Sementara Santi Andriyani, M.Pd menguraikan pentingnya memahami tata kelola BUMDes baik pendiriannya hingga pengelolaan BUMDes secara administratif. “Strateginya ada pada SP3 yaitu sukses perencanaan, sukses pelaksanaan, dan sukses pengendalian,” tegasnya.
Sementara Aliva Rosdiana pada kesempatan tersebut mengungkapkan pentingnya para pengelola BUMDes mamahami pengembangan ekonomi kreatif. “ Perkembangan teknologi saat ini telah mengubah pandangan, serta gaya hidup masyarakat. “Segalanya menjadi lebih mudah, dinamis kreatif dan inovatif dan implementasikan nampak dalam kehidupan sehari-hari baik dalam memperoleh dan mengelola informasi, perdagangan, hingga konsumsi baik produk maupun trend budaya,” ujarnya.
Karena itu menurut Aliva Rosdiana , pemahaman tentang ekonomi kreatif seyogyanya dimiliki oleh para pengelola BUMDes agar mampu berinovasi mengambil peluang di kondisi apapun. Apalagi desa Pecangaan Kulon sudah memiliki divisi-divisi seharusnya lebih mudah dikembangkan.
Sedangkan Subadriyah yang berbicara tentang kunci sukses dalam pengembangan BUMDes menjelaskan bahwa sukses merupakan sebuah tantangan. “Sukses adalah hak semua orang. Maka tidak ada satu manusia pun yang ditakdirkan untuk gagal. Namun disisi yang lain tidak akan ada orang sukses jika ia tidak berusaha,” ujar Subadriyah.
Menurut Subadriyah, ada tiga hal manusia menjadi sukses yaitu komitmen, memilih, dan keinginan. Sementara ekonomi kreatif tidak hanya berbicara produk sebagai sasaran inovasi, namun juga pemasaran dan prosesnya.
Hadepe-ua