blank
Afif Nurhidayat (pegang mic) ketika memberikan sambutan dalam lounching "Gerakan Ayo Kuliah" di Kampus Unsiq Jateng di Wonosobo. Foto : SB/Muharno Zarka

WONOSOBO(SUARABARU.ID)-Ketua DPRD Wonosobo Afif Nurhidayat mengaku heran setiap tahun APBD terus digelontorkan untuk mengatasi kemiskinan tapi angka kemiskinan di Wonosobo saat ini masih tetap tinggi.

“Wonosobo, kini masih berada di rangking kedua dari bawah tingkat kemiskinan di Jawa Tengah, yakni 16 persen. Berada satu tingkat di atas Kebumen,” ujar politisi yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan itu, Sabtu (15/8).

Menurut Afif, sudah sejak puluhan tahun lalu, Pemkab Wonosobo menyusun RPJMD dan mengalokasikan anggaran untuk mengentaskan kemiskinan. Tapi angka kemiskinan di kota pegunungan ini, dari tahun ke tahun, masih tetap tinggi.

“Ini artinya, tidak ada pengaruh antara anggaran yang dialokasikan dengan penurunan angka kemiskinan yang ada. Ada apa ini? Apakah ada sistem penanganan kemiskinan yang salah,” tanyanya.

Ke depan, tambahnya, Pemkab Wonosobo harus melakukan kajian yang serius. Perlu diadakan fokus group discusion (FGD) yang lebih terarah dan melibatkan banyak pihak untuk membedah penanganan pengentasan kemiskinan.

Penguatan SDM

blank
Ketua DPRD Wonosobo, Afif Nurhidayat. Foto : SB/Muharno Zarka

Afif menambahkan, dari hasil FGD, diharapkan akan diketahui secara pasti dan terukur, kenapa tingkat kemiskinan di Wonosobo tetap tinggi. Padahal APBD yang dialokasikan untuk mengatasi masalah tersebut selalu besar.

“Saya sepakat dengan upaya Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Desa (Dinsos PMD) Wonosobo yang mulai mengentaskan kemiskinan dari peningkatan sumber daya manusia (SDM) di masyarakat,” tegasnya.

Sebab dengan SDM yang unggul, pihaknya menganggap, mata rantai kemiskinan di masyarakat bisa diputus. SDM yang cerdas dan mandiri bisa jadi modal untuk membangun pondasi ekonomi yang tangguh dalam keluarganya.

“Wonosobo dianggap miskin, karena lama angka sekolah masih rendah. Hanya rata-rata tujuh tahun atau setara hanya lulusan SD/MI. Anak yang hanya lulus SD/MI belum cukup untuk bisa membangun basis ekonomi yang kuat,” paparnya.

Selain itu, tambah Afif, kondisi lingkungan yang buruk dan derajat kesehatan warga yang rendah, menjadi indikator kenapa angka kemiskinan di Wonosobo tinggi. Sinergitas pemerintah, swasta dan masyarakat sangat diperlukan untuk mengatasi kemiskinan.

Muharno Zarka-Wahyu