KENDAL(SUARABARU.ID)– Rumah Calon Bupati Kendal KH Ali Nurudin atau akrab disapa Ustad Ali, dimasuki seorang lelaki pada Sabtu (1/8) sekitar pukul 03.20 dini hari. Pemilik rumah yang saat itu usai sholat malam terkejut mendengar pintu depan didobrak paksa. Tak selang beberapa lama, tuan rumah berhasil membekuk sendiri pelaku dan menyerahkan pelaku ke polisi.
“Saya tak ingin gegabah mengambil tindakan sendiri. Saya serahkan ke Polsek yang segera merapat ke rumah disaksikan tenaga security BLK agar bisa diusut lebih lanjut apa motif pelaku. Alhamdulilah, tak sampai satu kali dua puluh empat jam bapak-bapak polisi datang lagi ke rumah bersama pelaku dan keluarganya menyampaikan hasil penyelidikan,” kata Ustad Ali yang juga ketua dewan syuro DPC PKB Kendal.
Kapolsek Kaliwungu, AKP Ilham Syafriantoro Sakti, mengatakan pihaknya langsung menerjunkan timnya untuk melakukan penyelidikan begitu menerima laporan adanya dugaan tindak pidana di rumah pengasuh pesantren Jabal Nur itu.
Menurut Kapolsek Kaliwungu, AKP Ilham Syafriantoro Sakti, jajarannya telah mengumpulkan informasi dengan mengorek keterangan dari pelaku, keluarganya dan para saksi. Dari keterangan pelaku, bahwa pelaku melakukan aksinya karena merasa dirinya terancam dan pelaku nekat memasuki rumah Ustad Ali untuk meminta pertolongan.
“Dari keterangan pelaku, kemudian kami kembangkan ke para saksi lain, ditemukan kecocokan. Pelaku mengalami halusinasi merasa dirinya dikejar-kejar oleh gerombolan orang yang akan menyerangnya. Sebelum masuk ke rumah Pak Ustad, pelaku juga mendatangi rumah temannya di kampung Mranggen, menyampaikan dirinya mengaku ketakutan dikejar-kejar banyak orang,” terang Kapolsek Kaliwungu, AKP Ilham Syafriantoro Sakti.
Sementara itu, pelaku yang diketahui bernama Sektiardi (31 tahun), didampingi istrinya NH (28 tahun), sekilas tidak terlihat orang yang sedang mengalami gangguan jiawa. Warga kelurahan Wonosari, Ngaliyan, ini mengaku dirinya merasa masih diikuti orang. Ayah dua anak ini dengan percaya diri mengatakan orang-orang yang mengejarnya itu ada dan dirinya benar-benar sedang terancam.
“Saya masuk ke rumah ini karena saya pikir kalau rumah besar itu ada satpamnya. Saya mau minta tolong biar saya dilindungi dari orang-orang yang terus mengejar-ngejar saya. Saya masuk ke rumah ini untuk minta tolong bukan mau niat ambil apa-apa,” kata Sektiardi saat dimintai keterangan penyidik.
Senada, NH mengatakan suaminya itu berperilaku aneh sepulang dari Malang hari Jumat lalu. Sejak saat itu, sang suami mengaku merasa ketakutan selalu diikuti orang yang akan mencelakainya.
“Padahal orang yang mengejar-ngejar itu ya tidak ada. Tapi suami saya seperti ketakutan sekali. Jumat lalu minta saya menjemputnya di tempat kerjaan. Sebelum paginya tahu kabar ini dari bapak-bapak polisi, malamnya saya ngga bisa tidur. Terus kepikiran apa sebenarnya yang terjadi sama suami saya,” ujar NH.
NH mengucapkan terima kasih kepada Ustad Ali, yang telah berkenan memberikan maaf dan ampunan kepada suaminya.
“Saya benar-benar tidak mengira kejadiannya akan seperti ini,”terang NH.
Dihadapan pelaku dan istrinya disaksikan tim penyidik Polsek setempat, Ustad Ali menyatakan pihaknya memberikan maaf kepada pelaku. Dirinya meminta kepada pihak kepolisian untuk menyelesaikan secara kekeluargaan.
Selain itu, pihaknya menyatakan mendukung upaya pihak kepolisian untuk menjaga kondusivitas di masyarakat khususnya menjelang pelaksanaan Pilkada.
“Baru beberapa hari kemarin saya didatangi tim dari Polres untuk meminta statement saya untuk memberikan dukungan pelaksanaan Pilkada damai. Pernyataan saya itu juga saya sampaikan ke media, bahwa saya sepenuhnya mendukung upaya Polri untuk menjaga agar Pilkada tahun ini bisa berjalan dengan aman, sejuk dan damai. Dengan kejadian ini, semoga bisa meluruskan informasi yang berkembang dan saya apresiasi langkah sigap kepolisian,” terangnya.Agung-mm