
Hadirin, khususnya para warga desa pun beberapa orang maju, kemudian disusul semua warga yang datang. Ketika uang yang dipegang habis, Irwan Hidayat Kembali memanggil stafnya untuk menambah lagi.
Ketika ditanya berapa total uang yang diberikan dalam acara kejutan ini, seorang staf Sido Muncul menyebut sekitar Rp 25 juta dengan per orang menerima Rp 200.000.
“Pak Irwan memang suka memberikan kejutan semacam itu, dan sebelumnya kami tidak diberi tahu. Untung kami membawa uang cash. Jadi tidak kurang,” ujar staf tersebut.
Filsafat Akal Budi
Bos Sido Muncul ini selanjutnya meminta kepada hadirin untuk mendengar ceritanya. “Sudah saya beri uang to, jadi mau mendengar cerita saya,” ujar Irwan yang disambut tawa riuh.
Dia menyatakan kebahagiaannya, karena pada Ramadan tahun ini bisa kembali bertemu dalam keadaan sehat, dan bisa kembali berbagi. Keinginan berbagai ini, menurut Irwan, karena adanya tuntunan akal budi.
“Tuhan memberikan kepada kita kecerdasaan atau inteligensia dan akal budi. Kecerdasan menjadi bakat masing-masing, ada yang bisa buat roket dan saya jual jamu. Tetapi akal budi itu sama, kita mau berbuat baik atau berbuat buruk, mau mencintai atau membenci,” ujar Irwan.
Dengan akal budi, kita kemudian menjaga lingkungan, menjaga Sungai agar tetap bersih, menanam pohon agar air selalu tersedia. “Karena air itu sumber kehidupan, air itu masa depan bagi kita semua. Ketika air kita cukup, kebutuhan untuk pertanian, perikanan, dan kebutuhan lain tercukupi, maka tidak aka nada kemiskinan,” kata Irwan.
Kembali tentang akal budi, sebagai pembuat dan penjual jamu, Irwan merasa perlu untuk memberikan kontribusi lebih bagi bangsa. “Maka saya membuat iklan tentang pariwisata, bibir sumbing, stunting. Bukan semata untuk berjualan jamu, tetapi berkontribusi bagi bangsa, mengajak orang peduli dan mengenal negerinya,” tambah penerima gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Negeri Semarang ini.