blank
Gus Thuba memimpin syi’ir ya halim ya hannan di Masjid Al Huda, Jl. Raya Salatiga-Muncul, Dusun Kaliglagah, Desa Kalibeji,, Tuntang, Kabupaten Semarang. Foto: Catur Pramudito

Sementara itu, setiap bulan kegiatan ini diadakan dengan berpindah-pindah lokasi, melingkupi wilayah Salatiga-Semarang. Tak hanya di wilayah tersebut, lingkar Majelis Moloekatan Gus Miek lainnya juga tersebar di DIY, Jawah Tengah hingga Jawa Timur, di antaranya Yogyakarta, Temanggung, Ngawi, Ponorogo, Kediri, Pacitan, Jember hingga Banyuwangi.

Pada sesi penutup yang diakhiri dengan Syi’ir Ya Halim Ya Hannan oleh Gus Thuba, terdapat salah satu doa Gus Miek yang terkenal di kalangan masyarakat hingga kini, “Pangeran panjenengan dandosi kula niki, lahir batin sarana manah sae kang suci”, artinya “Ya Tuhan, perbaikilah hamba ini, lahir dan batin agar menjadikan hati ini baik nan suci.”

Thuba Topo Broto Maneges atau dikenal dengan Gus Thuba merupakan cucu dari Kiai Haji Chamim Djazuli yang dikenal luas masyarakat sebagai Waliyullah pada dekade 90-an. Lahirnya Majelis Sema’an Al-Qur’an dan Dzikrul Ghofilin oleh Gus Miek merupakan salah satu media dakwah serta upaya umat muslim dalam menjaga kesucian Al-Qur’an serta mengharap ridho dan keberkahan Allah SWT.

Catur Pramudhito