Bu
Trotoar di Jalur Lambat Simpang Lima dipergunakan untuk Bazaar Takjil Ramadhan. Foto: Tya Wiedya wiedyaSistem yang boleh dilakukan para PKL yakni bongkar pasang.
Para pedagang boleh menggelar lapaknya dengan menggunakan tenda sendiri, namun harus bongkar pasang.
“Mulainya dari jam 15.00 WIB sampai dengan jam 18.30 WIB. Mereka harus berjualan di jam tersebut, kalau jamnya sudah selesai, ya segera berberes, jangan sampai ada yang ditinggalkan, termasuk sampah-sampah, ini tanggung jawab mereka,” ujar Dhimas.
Dhimas juga mengungkapkan, para PKL ini difasilitasi secara gratis dari Pemerintah Kabupaten Grobogan, yakni sinergi Disperindag, Satpol PP, DLH dan juga Dishub Grobogan.
“Kalau dulu mereka berjualan di zona terlarang, kemudian kita fasilitasi di trotoar sepanjang jalur lambat Simpang Lima Purwodadi, kecuali di depan Indomaret. Hanya dari ujung depan pintu pagar tengah Masjid Jabalul Khoir ini sampai ke depan GOR Bung Karno, gratis. Pedagang hanya isi formulir dan mentaati kesepakatan,” ujar Dhimas.
Harus Patuhi Kesepakatan
Masing-masing pedagang ini juga harus mematuhi kesepakatan yang tertulis di formullir. Mereka menempati lapak berukuran 2×2 meter dan harus mematuhi aturan yang disepakati.
“Tahun depan harapannya bisa diselenggarakan lagi ya, cuma mungkin lebih ke penataannya akan lebih dirapikan. Soalnya ini selain PKL yang pernah kena teguran Satpol PP, juga ada PKL Taman Kuliner Simpang Lima dari blok B, C, dan D.
Yang pasti pemilihan tempat di sini lebih aman. Cuma nanti kalau sudah selesai, ya itu nanti mereka diarahkan untuk berjualan di tempat yang resmi,” jelas Dhimas.
Selama Ramadan Saja
Sementara itu Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Grobogan Pradana Setyawan melalui Kabid Perdagangan, Christina mengungkapkan, penyelenggaraan Bazaar Takjil Ramadhan ini dilakukan mulai 1 Maret 2025 hingga menjelang Lebaran.
“Berlangsungnya selama satu bulan, selama bulan Ramadhan saja. Jadi setelah selesai Ramadhan ya selesai, tidak lagi berjualan di sini karena ini ‘kan Bazaar Takjil Ramadhan, tempatnya jualan takjil. Ini kalau dari pengamatan saya, ramai di jam lima sore,” ujar Christina.
Opsi yang dipilih untuk para pedagang yakni dapat berjualan di Pusat Kuliner yang sudah disiapkan pemerintah. Mereka dapat menggunakan Pusat Kuliner untuk menjajakan dagangannya.
“Ya setelah selesai Bazaar Takjil Ramadan ini ya selesai, para pedagang yang belum punya lapak resmi kita tawarkan untuk menempati Pusat Kuliner yang disediakan Pemkab Grobogan,” tutup Christin.
Warga terlihat antusias saat adanya konsep Bazaar Takjil Ramadhan yang digelar di trotoar sepanjang lambat Simpang Lima Purwodadi ini.
Mereka mengakui tidak kesulitan mencari takjil karena ada banyak pilihan yang ditawarkan oleh para pedagang.
“Kalau dulu ramai di Jalan Dr Sutomo, tepatnya di depan RSI, sekarang sudah tidak ada yang jualan di sana,, di sini malah banyak pilihannya. Harganya juga murah, sangat membantu ya, kalau bisa setiap hari diadain seperti ini,” ujar Kartika, seorang pembeli.
Tya Wiedya