blank
Dr. Muh Khamdan saat memberikan materi di Latihan Utama kader IPNU-IPPNU Jepara.

JEPARA (SUARABARU.ID)- Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabupaten Jepara sukses menggelar Latihan Kader Utama (Lakut) belum lama ini.

Kegiatan yang berlangsung di Pondok Pesantren Nailil Muna, Kalipucang, Welahan, diikuti 37 peserta dari 16 kecamatan se-Kabupaten Jepara. Lakut ini menjadi ajang penguatan kapasitas kader muda NU dalam memahami dinamika sosial, politik, dan keagamaan di Indonesia.

blank
Pentingnya memahami gerakan Islam di Indonesia.

Salah satu materi utama dalam pelatihan ini adalah “Peta Gerakan Islam di Indonesia,” yang disampaikan oleh Dr. Muh Khamdan, widyaiswara Kementerian Hukum yang memiliki latar belakang sebagai kader IPNU di Kecamatan Nalumsari.

Dr. Khamdan, yang juga aktivis Lajnah Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (LTN NU) dan lulusan S2 serta S3 dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, menekankan pentingnya memahami peta gerakan Islam dalam tiga kerangka utama, yaitu kontestasi politik, relasi budaya, dan eksistensi ideologi.

Dalam kerangka kontestasi politik, Dr. Khamdan menjelaskan bahwa gerakan Islam di Indonesia terbagi dalam tiga corak utama: integrasi agama dan negara, sekularisasi atau pemisahan agama dan negara, serta simbiosis antara agama dan negara. Menurutnya, ketiga model ini terus berkembang dalam wacana kebangsaan, terutama dalam konteks demokrasi dan politik elektoral di Indonesia.

Pada aspek relasi budaya, ia menguraikan bagaimana perdebatan antara pemisahan agama dan budaya yang sering kali melabeli praktik tertentu sebagai bid’ah, berhadapan dengan gerakan akulturasi dan akomodasi budaya. Jepara, sebagai daerah yang kaya akan tradisi Islam lokal, menjadi contoh konkret bagaimana relasi agama dan budaya terus mengalami dinamika dalam praktik keseharian masyarakat.

Sementara itu, dalam kerangka eksistensi ideologi, Dr. Khamdan mengupas berbagai aliran yang berkembang di Indonesia, mulai dari Ahlus Sunnah wal Jamaah, Syiah, hingga Wahabi dan Salafi. Ia menggarisbawahi bagaimana kelompok-kelompok ini berinteraksi di Jepara, baik dalam konteks sosial, pendidikan, maupun politik.

Lakut ini diharapkan dapat membentuk kader-kader muda NU yang memiliki pemahaman kritis, moderat, dan inklusif dalam menghadapi tantangan zaman. Ketua PC IPNU Jepara, Muhamnad Jamaludin menyatakan bahwa pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam membangun generasi penerus yang tidak hanya berlandaskan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil alamin, tetapi juga memiliki wawasan kebangsaan yang kuat.

Dengan pemahaman yang komprehensif terhadap peta gerakan Islam, para kader diharapkan mampu berperan aktif dalam menjaga harmoni sosial dan memperkuat peran Nahdlatul Ulama di tengah masyarakat. Hal itu senada dengan target yang disampaikan Ketua PC IPPNU Kabupaten Jepara, Miftahul Ilya Nasroh.

ua