![blank](https://suarabaru.id/wp-content/plugins/wp-fastest-cache-premium/pro/images/blank.gif)
Akademisi Universitas Diponegoro, Dr Wahid Abdurrahman, mencatat dua poin penting kinerja gubernur dan wakil gubernur terpilih dan Tim Transisi menjelang pelantikan.
Apa yang dilakukan Ahmad Luthfi dan Gus Yasin adalah model baru kepala daerah. Jika biasanya kepala daerah baru akan bekerja setelah pelantikan, maka keduanya berbeda.
Keduanya sudah belanja masalah menjelang pelantikan dan nanti setelah pelantikan bisa langsung mengeksekusi program.
“Apa yang dilakukan kepala daerah di 35 hari pertama (setelah pelantikan), kebanyakan baru adaptasi. Pak Luthfi dan Gus Yasin memajukan proses belanja masalah itu, sehingga nanti langsung kerja karena harapan publik pada keduanya besar sekali,” ujar Wahid.
Pemerintahan Jateng ke depannya disebut juga tidak mudah karena memiliki APBD yang minimalis.
Padahal Tim Transisi mencatat ada 136 program. Untuk itu Tim Transisi melakukan setidaknya tiga langkah, pertama skema pendanaan dari APBN.
Meski hal ini tak akan bisa maksimal karena di saat yang sama, pemerintah pusat juga melakukan penghematan anggaran.
Kedua, Luthfi-Yasin akan memaksimalkan potensi pendanaan dari swasta dalam bentuk investasi atau CSR.
“Kekurangan pemprov Jateng sebelumnya adalah kurang mampu mengonsolidasikan CSR untuk program pembangunan. Pak Gub (Ahmad Luthfi) punya kemampuan dan pengalaman untuk itu,” ujarnya.
Ketiga, dalam pelaksanaan program nantinya melibatkan masyarakat. Wahid menyebut Jateng memiliki “modal sosial” yakni dengan sikap “nguwongke” atau melibatkan maka masyarakat memiliki rasa tanggung jawab dan mau ikut melaksanakan. Maka dengan collaborative governance ini akan melibatkan organisasi masyarakat (Ormas).
Sementara itu, Ketua Tim Transisi Luthfi-Yasin, Dr Zulkifli Gayo sebelumnya mengatakan, pihaknya melakukan rapat maraton bersama OPD dan BUMD pada 6-7 dan 10-11 Februari.
Tujuan rapat tersebut untuk menyinergikan program yang akan dijalankan Pemprov Jateng kedepan sesuai dengan visi misi Cagub-Cawagub Terpilih Ahmad Luthfi dan Taj Yasin Maimoen.
Tim Transisi Ngopeni Nglakoni Jawa Tengah terdiri dari Akademisi dan Praktisi :
Pertama ada Prof. Dr. Ir. Sri Puryono Karto Soedarmo, M.P. Ahli bidang tata kelola Pemerintahan dan Lingkungan Hidup, sebagai Penasihat. Kedua Prof. Dr. Pujiyono Suwadi, S.H., M.H. Ahli Kebijakan Publik, sebagai Penasihat.
Ketiga Dr. Zulkifli Gayo, S.Pt., M.M. Analis kebijakan dan perencanaan pembangunan, sebagai Ketua. Keempat Wahid Abdulrahman, S.IP., M.Si, Ph.D., bidang desentralisasi dan kerjasama Daerah, sebagai Sekretaris.
Kelima Dr. Andina Elok Puri Maharani, S.H., M.H. bidang hukum dan pemerintahan, sebagai Anggota. Keenam Ir. H. Hariyanto, S.T., sebagai Anggota. Ketujuh Gouw Ivan Siswanto, S.H., bidang pemberdayaan ekonomi, sebagai Anggota.
“Tim Transisi ini dibentuk oleh Gubernur dan Wakil Gubernur Terpilih, yang diberi tugas untuk menyusun transisi pemerintahan agar berjalan berkesinambungan dengan baik ke depan,” ujar Sri Puryono.
“Sinergikan program-program. Khusus OPD, kita juga ngecek program yang sudah ada dan sejauh apa akan menunjang visi misi (Ahmad Luthfi-Gus Yasin),” kata Zulkifli.
Hery Priyono