blank
Pemprov Jateng bersama Masyarakat Pusaka Nusantara, menggelar ajang Festival Keris 2024, pada Kamis-Sabtu (12-14/12/2024). Event itu digelar di Kantor Gubernur Jateng, Gradika Bakti Praja. Foto: dok/ist

SEMARANG (SUARABARU.ID)– Masyarakat Pusaka Nusantara bersama Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, bekerja sama menggelar ajang Festival Keris 2024, pada Kamis-Sabtu (12-14/12/2024). Event yang digelar di Kantor Gubernur Gradika Bakti Praja itu, menampilkan ratusan tosan aji dari berbagai periode, workshop, dan bursa jual beli.

Ketua Penyelenggara Festival Keris 2024, Daryono mengatakan, ajang itu sekaligus untuk memperingati 19 tahun keris berpredikat sebagai warisan budaya dunia dari UNESCO. Dia mengatakan, ajang itu akan memamerkan 100 keris dari berbagai periode seperti dari Tuban, Mataram, hingga periode Kamardikan.

”Pameran ini bertujuan untuk memberi edukasi, promosi, sekaligus event untuk menarik pariwisata. Pameran ini juga memberikan nilai secara ekonomis, melalui adanya bursa jual beli,” tutur Daryono, Rabu (18/12/2024).

BACA JUGA: SCU Terima Empat Penghargaan Anugerah LLDikti Wilayah VI 2024

Ditambahkannya, Festival Keris 2024 tidak hanya menampilkan koleksi dari para kolektor. Keris yang dipamerkan juga berasal dari para guru, yang mengajar di berbagai sekolahan.

”Ini memberikan harapan, para ASN sebagai pejabat menjadi bersemangat untuk meneladani warisan pusaka keris. Ini juga bisa sekaligus sebagai edukasi,” imbuh Daryono, yang juga menjabat sebagai Ketua Komunitas Boworoso Tosan Aji Surakarta atau Brotosura.

Sementara itu, Kepala Bidang Kebudayaan Disdik Jateng, Eris Yunianto, mengapresiasi ajang ini. Menurutnya, Festival Keris 2024 diharapkan mampu memberi edukasi kepada generasi muda, untuk menepis stigma negatif keris.

BACA JUGA: SCU Terima Empat Penghargaan Anugerah LLDikti Wilayah VI 2024

Eris menyatakan, pameran itu sejalan dengan upaya pelestarian, setelah UNESCO memberi predikat Intangible Heritage, pada keris. Menurutnya, keris tidak hanya sebuah benda, namun di dalamnya mengajarkan banyak keterampilan, yang dimiliki secara turun temurun oleh para leluhur.

Mulai dari teknik tempa, pembuatan sarung atau warangka, hingga filosofi di balik penamaan bilah keris. ”Keris bukan sesuatu yang menakutkan. Edukasi ini diharapkan bisa memberikan pencerahan, bahwa keris itu sebagai sebuah seni, dan memilliki nilai atau value,” tukas dia.

Riyan