KUDUS (SUARABARU.ID) – Belasan aktivis dari berbagai elemen yang ada di Kabupaten Kudus menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Kejaksaan Negeri Kudus. Aksi tersebut dilakukan dalam rangka peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang jatuh setiap 9 Desember 2024.
Massa datang dengan membawa sejumlah sebuah spanduk besar bertuliskan ‘Korupsi menjadi-jadi, Bongkar’. Mereka juga membawa seperangkat sound system besar untuk yang digunakan untuk berorasi dan memutar lagu-lagu penyemangat.
Puluhan aparat kepolisian yang berjaga di lokasi, langsung bersiap dengan menutup gerbang kantor Kejaksaan. Sejumlah Polwan juga membuat pagar betis untuk mencegah massa masuk ke dalam kantor.
Salah satu pengunjuk rasa, Sururi Mujib dalam orasinya menyampaikan dalam momentum peringatan Hari Antikorupsi Sedunia kali ini, pihaknya ingin mengingatkan aparat Kejaksaan untuk serius dalam menangani kasus-kasus korupsi yang ada di Kudus.
Pasalnya saat ini ada sejumlah kasus dugaan korupsi yang sudah ditangani Kejari, namun belum ada kejelasan bagaimana ujungnya.
“Ada kasus dugaan korupsi proyek SIHT, hibah fiktif ke sebuah ormas, umroh gratis dan sejumlah dugaan korupsi lainnya,”kata Sururi.
Menurut Sururi, penegakan hukum atas kasus-kasus tersebut semestinya harus menjadi prioritas dari Kejari. Jangan sampai kasus-kasus korupsi yang ada nantinya terus terjadi dan merugikan rakyat
Sururi menambahkan, sebagai aktivis, pihaknya berkomitmen untuk terus menyuarakan upaya pemberantasan korupsi. Bahkan, keberhasilan Kejari Kudus dalam menangani kasus korupsi dana hibah KONI Kudus yang akhirnya menyeret mantan Ketua KONI Kudus Imam Triyanto ke penjara, tak lepas dari tuntutan yang disuarakan para aktivis sebelumnya.
Setelah melakukan serangkaian orasi, massa akhirnya dipersilahkan masuk ke dalam kantor Kejaksaan untuk beraudiensi dengan Kepala Kejari. Usai audiensi, massa akhirnya membubarkan diri dengan tertib.
Ali Bustomi
